Kamis, 09 November 2017

MENGENALI POTENSI DIRI

MAKALAH                                       
ETIKA DAN PERILAKU PROFESIONAL SARJANA
MENGENALI POTENSI DIRI

DOSEN PEMBIMBING
Abdul Rohman, LC, MA

DISUSUN OLEH
Siti Fatimah (43117010394)
Seftya Apriyani (43117010395)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ( MANAJEMEN)

UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
GRAHA ILMU                                    



Mengenali Potensi Diri



Siti Fatimah
Seftya Apriyani

UCAPAN TERIMAKASIH

          Merangkai kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraph, paragraph menjadi bab, adalah proses yang kami lakukan saat menulis makalah ini. Namun di balik proses yang tampak sederhana tersebut banyak hal yang kami lakukan sebelum dapat merangkai kata. Banyak situs yang kami jelajahi, banyak cerita dan peristiwa yang kami alami, banyak malam-malam yang panjang penuh diskusi, dan tentunya banyak hal yang kami pelajari. Semua itu menjadi renungan dalam diri, menjadi bekal dalam menjalani kehidupan yang terus berlajut, agar dapat selalu menjadi pribadi yang lebih baik.
          Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang dengan limpahan ridhoNya, kami diberikan pikiran yang cemerlang, kesehatan yang prima, serta keteguhan hati untuk menyelesaikan tugas ini.
          Makalah ini tidak akan dapat tercipta tanpa dukungan orang-orang tercinta di sekeliling kami, untuk itu pada kesempatan ini kami menghaturkan terima kasih kepada Bapak Abdul Rohman, LC, MA, sebagai Dosen Etika dan Perilaku Profesional Sarjana yang atas inisiatif dan penugasan beliau makalah ini dapat kami hadirkan, termasuk masukan, diskusi-diskusinya serta dukungan akan penyediaan tempat menyepi sehingga makalah ini terwujud.
v Terima kasih kepada orang tua kami, yang tak pernah lupa menyebut nama kami dalam do’a-do’anya. Tanpa mereka, kami tidak akan pernah menjadi kami seperti sekarang ini.
v Terima kasih kepada Bapak Abdul Rohman, LC, MA, yang telah membimbing kami dalam membuat makalah ini.
v Terakhir, ucapan terima kasih kepada Universitas Mercu Buana, tempat kami berkarya, belajar, menimba ilmu sekaligus mengabdikannya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberi manfaat bagi siapapun yang membaca dan mempelajarinya, serta menyumbangkan pemikiran bagi kemajuan pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia Indonesia tercinta.

Salam,

Jakarta, September 2017

Siti Fatimah
Seftya Apriyani




KATA PENGANTAR
          Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. yang telah mengizinkan kami menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah bermateri Mengenali Potensi Diri ini dibuat sebagai salah satu tugas Etika dan Perilaku Profesional Sarjana.
          Secara umum potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal oleh seseroang.
          Setiap manusia memiliki bermacam-macam potensi diri yang dapat dikembangkan. Tidak sedikit manusia belum sepenuhnya mengembangkan dan menggunakan potensi yang ada pada dirinya. Hal ini terjadi dikarenakan mereka belum atau bahkan tidak mengenal potensi dirinya dan hambatan-hambatan dalam pengembangan potensi diri tersebut. Mampu mengembangkan potensi diri merupakan dambaan individu maupuan mahasiswa/i Universitas Mercu Buana.
          Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pembimbing Etika dan Perilaku profesional Sarjana, beserta teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Sebagai pemula, kami mohon maaf apabila ada kekurangan dalam makalah ini, dan mohon kritik serta saran yang membangun di masa depan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca.



DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMAKASIH
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I         PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang
1.2            Rumusan Masalah
1.3            Tujuan
1.4            Manfaat
BAB II       MENGENALI POTENSI DIRI
                   2.1     Karier dan Passion (Hasrat)
                             2.1.1  Karir
                             2.1.2  Passion (Hasrat)
                   2.2     Mengenali Potensi Diri
                             2.2.1  Mengenali Kepribadian
                             2.2.2  Multiple Inteligence (Tipe-Tipe Kecerdasan)
BAB III      PENUTUP
                   3.1     Kesimpulan
                   3.2     Saran
DAFTAR PUSTAKA


~ 1 ~
PENDAHULUAN:

1.1            LATAR BELAKANG
Potensi manusia itu pada dasarnya sangat luar biasa, mungkin dapat diibaratkan seperti air laut, semakin didayagunakan justru tidak semakin habis melainkan semakin berkembang. Dan juga potensi diri dapat diibaratkan seperti tubuh (fisik) kita, semakin didayagunakan justru akan semakin tidak berdaya. Potensi diri adalah kemampuan, kekuatan yang terpendam pada diri setiap individu  (pribadi), baik yang belum terwujud maupun sudah terwujud tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal terkadang membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui potensi diri ndividu.
Dalam kehidupan modern ini, seringkali dalam melakukan kegiatan sehari-hari setiap orang kurang mengenali dirinya sendiri, justru mereka tidak menjadi diri sendiri melainkan mereka mengikuti orang lain baik dalam melakukan kegiatan ataupun sikapnya. Setiap kegiatannya selalu meniru orang lain antara lain mengikuti perkembangan zaman yang negatif yaitu perasaan ingin membeli sesuatu yang dirasa ingin memilikinya tetapi tidak dibutuhkan.
Dalam hidup bermasyarakat juga, manusia melakukan hal-hal yang tidak baik dan tidak bermasyarakat antara lain menganggap dirinya itu lebih baik daripada orang lain.  Dan merendahkan orang lain, seharusnya kita menyadari bahwa setiap orang itu mempunyai kelebihan dan kekurangan yang membutuhkan bantuan orang lain dan tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dan seharusnya kita menghargai orang lain, bukan malah merendahkan orang lain. Seharusnya kita harus lebih menghargai orang lain, dan berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik lagi dan tidak boleh merendahkan orang lain.

1.2            RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan judul dan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat diperoleh beberapa rumusan masalah yaitu :
1.     Apakah yang dimaksud dengan potensi diri?
2.     Bagaimana cara mengenali kelemahan dan kelebihan diri?
3.     Bagaimana langkah-langkah untuk mengembangkan potensi diri?

1.3            TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan penulisan Makalah ini untuk menemukan jawabannya, yaitu :
1.     Untuk mengetahui pengertian potensi diri.
2.     Untuk mengetahui cara mengenali kelemahan dan kelebihan diri.
3.     Untuk mengetahui langkah-langkah mengembangkan potensi diri.


1.4            MANFAAT
Sebenarnya banyak sekali manfaat yang kita dapat jika kita mengenali diri kita sendiri. Maka manfaatnya, yaitu :
1.     Mampu menentukan jalan hidup.
2.     Mudah mencari solusi.
3.     Membantu berkompromi dengan diri sendiri.
4.     Mampu hidup bermasyarakat.
5.     Mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan.
6.     Mampu menerima kondisi diri.
7.     Mampu mengetahui potensi diri.



~2~
MENGENALI POTENSI DIRI

2.1  KARIR DAN PASSION (HASRAT)
Hampir sebagian besar dari kita menjalani hidup yang hampir sama, menghabiskan 12 tahun untuk bersekolah hingga SMU ditambah 4-5 tahun belajar di Perguruan Tinggi, berjuang untuk memperoleh pekerjaan dengan gaji tinggi, naik pangkat, punya rumah dan mobil, menikah, menyekolahkan anak-anak di sekolah terbaik untuk mengulang kembali siklus hidup seperti yang kita jalani.
Pertanyaan berikutnya adalah benarkah siklus hidup seperti itu yang benar-benar ingin kita jalani? Apakah pekerjaan yang kita jalani sepanjang hidup itu adalah karir kita? Apakah kita bahagia dan puas dengan hidup kita?
Sebagian besar mahasiswa memberikan jawaban yang sama bila mendapat pertanyaan tentang apa yang akan dilakukan dalam hidupnya setelah menyelesaikan kuliahnya. Memang demikianlah paradigma yang berlaku di masyarakat kita, kurang memberi ruang dan penghargaan terhadap keunikan diri. Namun tidak berarti kita tidak bisa melawan arus.
Menurut Rene Suhardono dalam bukunya Your Job is not Your Career:  Your job should never define you, Pekerjaan tidak pernah menggambarkan siapa dirimu. Pekerjaanmu belum tentu sama dengan Karirmu.
2.1.1  KARIR
Apa perbedaan ‘Pekerjaan’ dan ‘Karir’?
Rene Surhadono juga menjelaskan perbedaannya sebagai berikut:
PEKERJAAN adalah:
·        Alat/instrument bagi perusahaan untuk mancapai tujuan organisasi,
·        Saran bagi individu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan berkarya,
·        Jalan untuk berkembang secara pribadi dan proffesional, dan
·        Kendaraan untuk memperoleh pencapaian pribadi (personal achievement) dan berkontribusi bagi lingkungan (to give back to the community).
KARIR adalah sepenuhnya mengenai diri sendiri, menyangkut jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas:
·        Bagaimana mengenal keunikan diri dan mengetahui hal-hal yang amat sangat diminati (your passions).
·        Bagaimana menjalankan hidup bermakna (your purpose of life),
·        Bagaimana kita ingin diingat saat tiada nanti (your values),
·        Bagaimana untuk senantiasa punya pandangan positif sepanjang hidup (your Motivation),
·        Semangat untuk terus melakukan perbedaan dalam hidup SEKARANG (your Action),
·        Bagaimana mencapai kebahagiaan dan kepuasan/ ketercapaian dalam hidup.
Karir adalah sebuah kata dari Bahasa Belanda; carriere adalah perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan seseorang. Ini juga bisa berarti jenjang dalam sebuah pekerjaan tertentu.
Karir merupakan istilah yang didefinisikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai perkembangan dan kemajuan baik pada kehidupan, pekerjaan atau jabatan seseorang. Biasanya pekerjaan yag dimaksud adalah pekerjaan yang mendapatkan imbalan berupa gaji maupun uang.
Tidak semata-semata terkait dengan cara-cara memperoleh penghidupan. Tujuan karir tidak lain adalah kebahagiaan dan ketercapaian. Karir kita dikendalikan oleh passion kita. Karir kita adalah milik kita, karir kita adalah kita. Kita adalah boss dari karir kita, tidak seorang pun dapat memecat kita dari karir kita.

2.1.2  PASSION (HASRAT)
Passion adalah segala hal yang kita sukai atau minati sedemikian rupa sehingga tidak terpikir untuk tidak melakukannya. Passion adalah segala macam wujud keunikan, keistimewaan yang kita miliki dan rasakan. (Suhardono, 2012).
Lebih lanjut Rene Suhardono menjelaskan bahwa Passion tidak ada kaitannya dengan kebiasaan ataupun keahlian kita, namun justru berhubungan dengan segala hal yang menggugah minat pribadi. Apa pun itu. Passion bukan sesuatu yang merupakan keahlian kita, tetapi sesuatu yang paling kita minati dan nikmati. Passion adalah sesuatu yang sangat sangat ingin kita lakukan dengan sepenuh hati. Passion adalah kekuatan kita.
Passion adalah sesuatu yang kita tidak pernah bosan untuk melakukannya. Passion adalah dimana kita akan mengorbankan segala hal untuk mencapai itu. Passion adalah sesuatu yang dikerjakan dengan ikhlas, tanpa paksaan dan suatu bentuk panggilan dari alam bawah sadar manusia. Passion adalah dimana kita tidak memikirkan untung dan rugi. Passion adalah ketika kita melakukan hal itu begitu saja dan lupa dengan hal yang lain. Passion adalah sesuatu yang sangat kita sukai, sesuatu yang bisa kita lakukan berjam-jam tanpa kita merasa capek.
Seseorang yang memiliki passion akan terus menerus memikirkan, built-in dalam dirinya, untuk mewujudkan sesuatu, dan ia tidak pernah akan berhenti sebelum sesuatu itu terjadi. Tiada hari tanpa memikirkannya, day and night, setiap saat, never without it. Dia tidak akan pernah menyerah, never give up.
Bagaimana menemukan Passion kita? Passion ada di dalam diri kita, karena merupakan keunikan kita. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Steve Jobs pada kutipan di atas, tetaplah mencari passion kita dengan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Suhardono, 2012:
1.     Miliki keyakinan bahwa keunikan diri adalah keistimewaan diri.
2.     Passion datang dari hati yang tulus, sudah ada dalam diri kita masing-masing. Untuk mengenalinya cobalah jadikan diri terbuka untuk tahu, merasakan, dan jujur mengenai segala hal yang saat dikerjakan membuat hati lega, lepas dan gembira.
3.     Perluas wawasan. Bertemu dan berdiskusi dengan orang-orang yang mungkin bisa membantu, baca buku, pelajari bahasa asing baru, coba makanan baru, pergi ke tempat baru, miliki kebiasaan baru.... Coba semuanya!
4.     Jangan nanggung. Kalau benar-benar mau tahu soal passion sendiri jangan nanggung dalam berupaya. Steve Jobs tidak pernah berhenti memikirkan bagaimana membuat inovasi-inovasi dalam pengembangan computer Apple hingga memunculkan computer tablet iPad yang menjadi sangat popular saat ini.
5.     Antusias dan positif. Setiap orang membutuhkan waktu yang berbeda-beda dalam menemukan passionnya. Ada yang hanya perlu waktu 1-2  tahun, namun ada juga yang perlu waktu hingga 9 tahun atau lebih. Tidak perlu frustasi, tetaplah semangat dan berpikir positif.
6.     Nikmati prosesnya. Hidup adalah proses belajar, dan proses tidak memilki garis finish. Mengenali Passion adalah proses menemukan jati diri. Nikmati perjalanan anda. Passion bisa lebih dari satu.

2.2  MENGENALI POTENSI DIRI
2.2.1  MENGENALI KEPRIBADIAN
Kepribadian adalah keseluruhan cara seseorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Disamping itu kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang mononjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.
Mengenali kepribadian diri sendiri sangatlah penting. Namun seperti halnya pepatah mengatakan bahwa gajah dikelopak mata tak tampak sedangkan kuman di seberang laut tampak, maka agak sulit bagi kita untuk mengenali personalia kita sendiri.
Setiap manusia dilahirkan dengan memiliki karaker kepribadian yang berbeda-beda. Dalam bahasa sehari-hari istilah kepribadian juga berarti ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten yang memberikan identitas bagi dirinya sebagai individu khusus. Ciri watak yang diperlihatkan secara lahir, konsisten, dan konsekuen dalam tingkah lakunya membuat individu tersebut memiliki identitas khususnya yang berbeda dengan individu lain.
Dengan mengenal jenis-jenis kepribadian kita dapat mengetahui tipe kepribadian kita sendiri yang bermanfaat untuk mengenali kekuatan dan kelemahan kita agar kita dapat menonjolkan segi positif dan menyingkirkan segi negatif dari sifat-sifat atau kepribadian kita. Mempelajari kepribadian membantu kita mengenal diri dan memahami di mana passion kita.
Orang dengan kepribadian ekstrovert memiliki ciri sosial, impulsif, menyukai kesenangan, berorientasi pada dunia di luar dirinya sendiri. Sebaliknya orang dengan kepribadian introvert memiliki ciri tenang, introspektif , berorientasi ke dalam diri, serta menyukai kehidupan yang teratur.
Sedangkan tipe-tipe kepribadian yang dikemukakan oleh Myers-Brigs (1985) dan Yul Iskandar (2003) dalam Srijanti dkk, 2006, adalah sebagai berikut:
1.     Tipe Kepribadian dalam Pergaulan
Tipe kepribadian dalam pergaulan adalah dengan melihat mental, jiwa, dan emosi seseorang dalam pergaulan dengan orang lain. Tipe ini biasanya dibagi atas:
a.     Ekstrovert:
Kepribadian ekstrovet lebih menyukai lingkungan yang interaktif, cukup antusias dalam hal baru dan senang bergaul.
Seorang ekstrovert cenderung menjadi lebih bersemangat untuk melakukan banyak hal jika mereka berada di lingkungan yang interaktif.
Mereka yang ekstrovert biasanya lebih bisa menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan baik dalam sebuah komunitas atau organisasi sosial.
Tipe-tipe ekstrovert akan lebih berhasil dalam pekerjaan yang berkaitan dengan orang banyak, seperti marketing, berorganisasi, dan politik.

Berikut ini ciri-ciri seseorang dengan kepribadian ekstrovert:
1.     Selalu antusias dan semangat,
2.     Senang berinteraksi dan bersosialisasi,
3.     Mudah dalam bergaul,
4.     Cenderung spontan dalam bertindak / berbicara,
5.     Pandai mencairkan suasana,
6.     Menyukai popularitas dan senang menjadi pusat perhatian,
7.     Senang jadi pembicara daripada pendengar,
8.     Ekstrovert selalu tampil percaya diri,
9.     Terkesan sigap dan tegas,
10.             Senang bekerja kelompok dan tidak suka kesendirian.
b.     Introvert:
Introvert adalah sikap atau karakter seseorang yang memiliki orientasi subyektif secara mental dalam menjalani kehidupannya.
Kepribadian introvert cenderung menyukai kondisi yang tenang, senang menyendiri, reflektif terhadap apa yang mereka lakukan serta memiliki kecenderungan untuk menjauhi interaksi dengan hal-hal baru.
Selain itu, introvert juga memiliki kemampuan yang sangat baik dalam melakukan analisa hal-hal rumit dan lebih mudah untuk berkonsentrasi saat memecahkan masalah.
Orang yang introvert akan lebih berhasil dalam pekerjaan yang tidak melibatkan banyak orang, seperti analis dan pemrogram.
Apakah sifat pemalu juga termasuk didalam introvert? Jawabannya adalah tidak! Sifat malu tidak sama dengan introvert bukan termasuk didalam pengertian introvert.
Berikut ciri-ciri seseorang dengan kepribadian introvert:
1.     Pendiam dan suka menyendiri,
2.     Tidak menyukai pembicaraan yang ringan,
3.     Tidak menyukai dering handphone,
4.     Tidak langsung membalas pesan dari seseorang,
5.     Merasa keramaian membuatnya gila,
6.     Lebih nyaman untuk [hang out] dengan sedikit orang,
7.     Suka mengamati keadaan sekitar dengan sangat cermat,
8.     Cenderung suka menulis,
9.     Cukup jago dalam menebak karakter orang,
10.             Akan banyak berpikir sebelum bicara.

2.     Tipe Kepribadian dalam Penyampaian Informasi
Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus banyak membuat keputusan. Pembuatan keputusan yang tepat juga membutuhakn informasi yang tepat. Untuk mendapatkan informasi yang tepat diperlukan kepribadian yang jujur. Tipe kepribadian dalam penyampaian informasi dibedakan atas:
a.     Jujur:
Kejujuran menduduki peringkat pertama dalam sikap atau attitude yang paling disukai dari kepribadian seorang profesional. Kejujuran menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan. Dengan bersikap jujur seorang akan mendapat kepercayaan yang tinggi dari lingkungan sekitarnya. Kepribadian jujur harus dimulai sejak dini dalam hal sekecil apapun. Orang yang mengikuti moral masyarakat yaitu tidak berbohong, lurus hati, dapat dipercaya kata-katanya, dan tidak berkhianat.
b.     Pembohong:
Orang yang suka melanggar moral masyarakat, mengatakan sesuatu yang tidak sesuai fakta, dusta, dan bejanji palsu.

3.     Tipe Kepribadian Terhadap Pandangan Orang Lain
Ada sebagian orang yang ketakutan keluar rumah karena memandang banyak orang yang melakukan kejahatan. Pandangan ini berawal dari traumatis terhadap orang lain. Bagaimana tipe kepribadian terhadap pandangan orang lain?
a.     Bersahabat:
Orang yang bertipe bersahabat selalu memandang orang lain baik dan menyenangkan. Orang yang bersahabat tidak akan banyak memikirkan dan bermusuhan dengan orang lain sehingga energinya tidak terkuras dalam urusan bermusuhan atau ketakutan terhadap orang lain.
Orang yang bersahabat atau berkawan selalu melihat orang lain baik dan menyenangkan serta mempunyai banyak kawan.
b.     Bermusuhan:
Orang yang bertipe bermusuhan selalu memandang orang lain jahat. Orang yang melihat orang lain selalu berbuat jahat dan membahayakan, serta memandang orang lain sebagai musuh.

4.     Tipe Kepribadian Terhadap Pengambilan Keputusan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus mengambil keputusan, apakah Anda mau kuliah atau membolos, kuliah di Program Studi Akuntansi atau Teknik Industri, bekerja di perusahaan atau berwiraswasta, menikah dini atau menikah sesudah mandiri, mempunyai anak 2 atau lebih, setiap keputusan pasti berisiko.
Tipe kepribadian berdasar pengambilan keputusan dibagi atas:
a.     Pengambil risiko adalah orang yang berkeinginan menghasilkan sesuatu sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat, malas mengerjakan sesuatu yang rutin dan berspekulasi tinggi. Jadilah orang yang berani mengambil risiko dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
b.     Bermain aman adalah orang yang penakut, menjauhi spekulasi, tidak berani mengambil risiko sehingga banyak kesempatan lewat begitu saja. Orang yang aman tidak berani mengambil risiko, suka sesuatu yang rutin sehingga banyak kesempatan lewat.

5.     Tipe Kepribadian Terhadap Pertanggungjawaban
Setiap keputusan atau tindakan mengandung resiko dan kita harus berani mempertanggungjawabkan apapun hasil dari tindakan kita. Orang-orang yang mencerminkan kepribadian tidak bertanggung jawab, cenderung menyalahkan orang-orang dan hal-hal di luar dirinya.
Tipe kepribadian terhadap tanggung jawab dibagi atas:
a.     Bertanggung jawab, yaitu orang yang berani mengambil tanggung jawab dan risiko serta tidak mencari kambing hitam. Bertanggung jawab atas perbuatan anak buah dan bahkan bertanggung jawab terhadap sesuatu yang bukan diperbuatnya. Untuk menjadi sukses, jadilah orang yang bertanggung jawab dan bukan menjadi orang pengecut. Bertanggung jawab akan membuat hati tenang sehingga kita dapat bekerja dengan hati yang tenang dan tidak terbebani.
b.     Pengecut, yaitu orang yang tidak mau menerima risiko atas segala perbuatannya, melemparkan tanggung jawab dan mencari kambing hitam. Ia membiarkan segala sesuatu berjalan berdasarkan nasib, dan bersikap masa bodoh. Orang pengecut tidak selalu tenang karena takut suatu saat orang lain mengetahuinya. Orang pengecut menjadi kebal dengan kepengecutannya sehingga lama-kelamaan menjadi kepribadiannya. Pengecut akan mebuat hati resah dan banyak menguras energi.
6.     Tipe Kepribadian Terhadap Karir
Seseorang yang dapat memimpin dirinya akan dapat menjadi pemimpin bagi orang lain. Namun adakalanya kita sukses memimpin diri sendiri, tidak dapat mengatur waktu dan tidak disiplin dalam mencapai tujuan dll. Orang yang kurang sukses dalam mengatur dirinya biasanya kurang optimal ketika menjadi pemimpin. Tipe kepribadian berdasarkan karir dapat dibedakan menjadi:
a.     Manajer/pemimpin: profesi manajer berkewajiban mengarahkan pencapaian pada satu tujuan dan mempunyai potensi berkembang tinggi serta menjadi pekerja keras. Orang yang sukses menjadi pemimpin demikian adalah orang yang bekerja keras mempunyai cita-cita tinggi dan dapat mengarahkan atau mengajak orang lain untuk bekerja sama.
b.     Staf: profesi untuk mengerjakan sesuatu dengan baik dan tidak berhubungan dengan kepemimpinan, mempunyai sifat setia, dan pekerja yang tekun. Orang yang demikian juga dapat sukses dengan menjadi staf. Untuk menjadi staf, kita perlu mengembangkan sikap setia dan tekun dalam bekerja.

7.     Tipe Kepribadian Terhadap Pandangan Masa Depan
Masa depan adalah masa dimana kita merencanakan impian. Orang yang optimis akan bergairah menjemput impiannya di masa depan. Orang seperti ini yakin dapat meraih cita-citanya, sehingga ia akan menyusun strategi dan rencana kerja untuk menggapai masa depan sesuai impiannya.
Kepribadian terhadap masa depan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.     Optimis, adalah orang yang mau menantang masa depan, pandai bergaul, mampu mengontrol diri, dan rasional. Orang yang memandang masa depan dengan cerah dan dapat mencapainya, termasuk orang yang optimis.
b.     Pesimis, adalah orang yang memandang masa depan dengan suram, tidak mempunyai harapan baik, apatis, merasa berdosa, putus asa, mudah marah, dan tidak berbahagia. Orang yang memandang masa depan dengan suram, tidak berprospek, termasuk orang pesimis.

8.     Tipe Kepribadian dalam Kehidupan Pribadi
Hidup adalah keseimbangan. Dalam hidup kita akan menjalani berbagai peran dan tugas dimana kesemuanya membutuhkan perhatian yang cukup. Kehidupan yang seimbang akan memudahkan kita dalam mecapai cita-cita. Kehidupan profesional dan kehidupan pribadi harus dapat berjalan seiring. Kehidupan pribadi meliputi juga kehidupan percintaan dalam keluarga, mencintai dan dicintai anak-anak dan pasangan hidup. Tipe kepribadian berdasar kehidupan pribadi dibedakan dalam dua hal:
a.     Romantis adalah orang yang mementingkan hubungan cinta. Orang yang romantis dapat jatuh cinta berkali-kali, tetapi tetap mendambakan satu orang. Tipe ini juga menyukai seni, rapi, banyak kawan, tidak konservatif, hangat, dan kurang rasional, tetapi lebih emosional. Orang yang romantis biasanya juga senang terhadap seni dengan citra yang indah, kepribadiannya hangat. Namun, sifat romantis mempunyai kelemahan. Tipe ini banyak mengandalkan emosi daripada kerasionalannya.
b.     Prosmikuaitas adalah orang yang mementingkan hubungan badan atau seks saja. Tipe ini dapat jatuh cinta kepada banyak orang, tetapi hanya tertarik pada daya seksualnya saja. Orang dengan tipe kepribadian prosmikuaitas mencintai seseorang karena daya tarik seksual. Ia mencintai karena daya tarik fisik. Orang yang demikian haya memikirkan terpenuhinya kebutuhan seksual. Jika orang yang dicintai daya seksualnya menurun, rasa cintanya juga menurun. Namun demikian, tipe ini biasanya lebih rasional dan mengendalikan emosi.

2.2.2  MULTIPLE INTELIGENCE (TIPE-TIPE KECERDASAN)
Howard Gardner pada 1983 mengemukakan Teori Multiple Inteligence yang mengidentifikasi 8 jenis kecerdasan dan setiap orang memiliki keunggulan di salah satu jenis kecerdasan. Teori ini juga menekankan pentingnya “model” atau teladan yang sudah berhasil mengembangkan salah satu kecerdasan hingga puncak.
Jenis-jenis kecerdasan tersebut adalah:
1.     Kecerdasan Spatial (Ruang):
Bentuk kecerdasan ini umumnya terampil menghasilkan imaji mental dan menciptakan representasi grafis, mereka sanggup berpikir tiga dimensi, mampu mencipta ulang dunia visual.
Orang yang memiliki kecerdasan Ruang lebih dominan, memiliki kemampuan visualisasi lebih dominan. Orang ini lebih mudah belajar melalui gambar-gambar. Biasanya seniman, perancang, arsitek memiliki kecerdasan Spatial lebih dominan.
2.     Kecerdasan Linguistic (Bahasa):
Bentuk kecerdasan ini dinampakkan oleh kepekaan akan makna dan urutan kata serta kemampuan membuat beragam penggunaan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti kompleks.
Orang dengan kecerdasan Bahasa, kemampuan berbahasanya lebih dominan. Orang seperti ini lebih mudah belajar melalui kata-kata, bahasa, tulisan maupun lisan. Biasanya penulis, pengarang, memiliki kecerdasan linguistik.
3.     Kecerdasan Logical-mathematical (Logika Matematik):
Bentuk kecerdasan ini termasuk yang paling mudah distandarisasikan dan diukur. Kecerdasan ini sebagai pikiran analitik dan sainstifik, dan bisa melihatnya dalam diri ahli sains, programmer komputer, akuntan, banker dan tentu saja ahli matematika.
Orang dengan kecerdasan Logika Matematika lebih menyukai belajar melalui logika, sebab akibat, angka-angka, abstraksi, berpikir kritis. Profesi yang tepat untuk orang-orang ini antara lain Pemrogram Komputer.
4.     Kecerdasan Bodily-kinesthetic (Jasmani):
Bentuk kecerdasan ini memungkinkan terjadinya hubungan antara pikiran dan tubuh yang diperlukan untuk berhasil dalam aktivitas-aktivitas seperti menari, melakukan pantomim, berolahraga, seni bela diri dan memainkan drama.
Orang dengan Kecerdasan Jasmani pandai dalam bidang olah tubuh, seperti penari, olahragawan, pemain teater.
5.     Kecerdasan Musical (Musik):
Bentuk kecerdasan ini mendengarkan pola musik dan ritmik secara natural dan kemudian dapat memproduksinya. Bentuk kecerdasan ini sangat menyenangkan, karena musik memiliki kapasitas untuk mengubah kesadaran kita, menghilangkan stress dan meningkatkan fungsi otak.
Orang dengan Kecerdasan Musik pandai dibidang yang berkaitan dengan suara, irama, nada, dan hal-hal yang memanfaatkan indera pendengaran, seperti pemusik, penyanyi, pengarang lagu dsb.



6.     Kecerdasan Interpersonal (Antar Pribadi):
Bentuk kecerdasan ini wajib bagi tugas-tugas ditempat kerja seperti negoisasi dan menyediakan umpan balik atau evaluasi. Berkaitan dengan pelajaran PPKn, sosiologi.
Orang yang pandai bergaul dan berinteraksi dengan orang lain memiliki Kecerdasan Interpersonal. Orang-orang seperti ini memiliki empati yang tinggi terhadap orang lain. Mereka dapat bekerja sama dengan orang lain dan lebih suka belajar melalui diskusi dalam kelompok.
7.     Kecerdasan Intrapersonal:
Bentuk kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan mengartikulasikan cara kerja terdalam dari karakter dan kepribadian. Kita sering menamai kecerdasan ini dengan kebijaksanaan.
Orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal memiliki pemahaman terhadap diri sendiri yang tinggi, mengenali keunikan diri, dapat memprediksi emosi diri. Berpikir kritis adalah bidang keahliannya. Pengarang, psikolog, consular, ahli filsafat adalah profesi yang tepat bagi kelompok ini.
8.     Kecerdasan Naturalistic:
Orang yang memiliki kecerdasan Naturalistic memiliki pemahaman tentang lingkungan yang tinggi. Orang-orang seperti ini cocok bekerja sebagai petani, berkebun, ahli pertambangan, dsb.
Dengan mengenali berbagai kecerdasan, dapat dipahami bahwa penilaian terhadap kecerdasan seseorang tidak dapat diukur berdasarkan kategori yang sama. Dengan demikian seseorang yang dapat mengenali kecerdasannya dapat lebih fokus mendalami bidang-bidang yang sesuai dengan kecerdasannya, dan dapat lebih mudah mencapai kesuksesan.



~3~
PENUTUP

3.1     KESIMPULAN
Potensi diri adalah kemampuan, kekuatan yang terpendam pada diri individu (pribadi), baik yang belum terwujud maupun sudah terwujud tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal terkadang membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui potensi diri individu.
Cara untuk mengembangkan potensi diri adalah dengan cara membaca banyak buku yang berguna untuk menunjang potensi diri kita, dan terus berlatih setiap hari untuk mencapai hasil yang memuaskan.

3.2     SARAN
Diharapkan agar semua orang bisa mengetahui kelebihan dan kekurang yang ada pada dirinya sendiri.
Diharapkan untuk semua teman-teman agar selalu mengembangkan kelebihan dan potensi yang dimilikinya agar menjadi lebih baik lagi.



DAFTAR PUSTAKA











Tidak ada komentar:

Posting Komentar