MAKALAH
ETIKA DAN PERILAKU PROFESIONAL
SARJANA
MENGENALI POTENSI DIRI
DOSEN PEMBIMBING
Abdul Rohman, LC, MA
DISUSUN OLEH
Siti
Fatimah (43117010394)
Seftya
Apriyani (43117010395)
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ( MANAJEMEN)
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
Mengenali Potensi Diri
Siti Fatimah
Seftya Apriyani
UCAPAN TERIMAKASIH
Merangkai kata
menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraph, paragraph menjadi bab, adalah
proses yang kami lakukan saat menulis makalah ini. Namun di balik proses yang
tampak sederhana tersebut banyak hal yang kami lakukan sebelum dapat merangkai
kata. Banyak situs yang kami jelajahi, banyak cerita dan peristiwa yang kami
alami, banyak malam-malam yang panjang penuh diskusi, dan tentunya banyak hal
yang kami pelajari. Semua itu menjadi renungan dalam diri, menjadi bekal dalam
menjalani kehidupan yang terus berlajut, agar dapat selalu menjadi pribadi yang
lebih baik.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang
dengan limpahan ridhoNya, kami diberikan pikiran yang cemerlang, kesehatan yang
prima, serta keteguhan hati untuk menyelesaikan tugas ini.
Makalah ini tidak akan dapat tercipta tanpa dukungan
orang-orang tercinta di sekeliling kami, untuk itu pada kesempatan ini kami
menghaturkan terima kasih kepada Bapak Abdul Rohman, LC, MA, sebagai Dosen
Etika dan Perilaku Profesional Sarjana yang atas inisiatif dan penugasan beliau
makalah ini dapat kami hadirkan, termasuk masukan, diskusi-diskusinya serta
dukungan akan penyediaan tempat menyepi sehingga makalah ini terwujud.
v Terima
kasih kepada orang tua kami, yang tak pernah lupa menyebut nama kami dalam
do’a-do’anya. Tanpa mereka, kami tidak akan pernah menjadi kami seperti sekarang
ini.
v Terima
kasih kepada Bapak Abdul Rohman, LC, MA, yang telah membimbing kami dalam
membuat makalah ini.
v Terakhir,
ucapan terima kasih kepada Universitas Mercu Buana, tempat kami berkarya,
belajar, menimba ilmu sekaligus mengabdikannya.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberi manfaat bagi siapapun yang
membaca dan mempelajarinya, serta menyumbangkan pemikiran bagi kemajuan
pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia Indonesia tercinta.
Salam,
Jakarta, September 2017
Siti
Fatimah
Seftya
Apriyani
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. yang telah
mengizinkan kami menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
bermateri Mengenali Potensi Diri ini dibuat sebagai salah satu tugas Etika dan
Perilaku Profesional Sarjana.
Secara umum potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan,
baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud yang dimiliki seseorang,
tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal oleh
seseroang.
Setiap manusia memiliki bermacam-macam potensi diri yang
dapat dikembangkan. Tidak sedikit manusia belum sepenuhnya mengembangkan dan
menggunakan potensi yang ada pada dirinya. Hal ini terjadi dikarenakan mereka
belum atau bahkan tidak mengenal potensi dirinya dan hambatan-hambatan dalam
pengembangan potensi diri tersebut. Mampu mengembangkan potensi diri merupakan
dambaan individu maupuan mahasiswa/i Universitas Mercu Buana.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pembimbing
Etika dan Perilaku profesional Sarjana, beserta teman-teman yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Sebagai pemula, kami mohon maaf apabila
ada kekurangan dalam makalah ini, dan mohon kritik serta saran yang membangun
di masa depan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca.
DAFTAR ISI
UCAPAN
TERIMAKASIH
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
1.4
Manfaat
BAB
II MENGENALI POTENSI DIRI
2.1 Karier
dan Passion (Hasrat)
2.1.1 Karir
2.1.2 Passion
(Hasrat)
2.2 Mengenali
Potensi Diri
2.2.1 Mengenali
Kepribadian
2.2.2 Multiple
Inteligence (Tipe-Tipe Kecerdasan)
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
~
1 ~
PENDAHULUAN:
1.1
LATAR
BELAKANG
Potensi
manusia itu pada dasarnya sangat luar biasa, mungkin dapat diibaratkan seperti
air laut, semakin didayagunakan justru tidak semakin habis melainkan semakin
berkembang. Dan juga potensi diri dapat diibaratkan seperti tubuh (fisik) kita,
semakin didayagunakan justru akan semakin tidak berdaya. Potensi diri adalah
kemampuan, kekuatan yang terpendam pada diri setiap individu (pribadi), baik yang belum terwujud maupun
sudah terwujud tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara
maksimal terkadang membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui potensi diri
ndividu.
Dalam
kehidupan modern ini, seringkali dalam melakukan kegiatan sehari-hari setiap
orang kurang mengenali dirinya sendiri, justru mereka tidak menjadi diri
sendiri melainkan mereka mengikuti orang lain baik dalam melakukan kegiatan
ataupun sikapnya. Setiap kegiatannya selalu meniru orang lain antara lain
mengikuti perkembangan zaman yang negatif yaitu perasaan ingin membeli sesuatu
yang dirasa ingin memilikinya tetapi tidak dibutuhkan.
Dalam
hidup bermasyarakat juga, manusia melakukan hal-hal yang tidak baik dan tidak
bermasyarakat antara lain menganggap dirinya itu lebih baik daripada orang
lain. Dan merendahkan orang lain,
seharusnya kita menyadari bahwa setiap orang itu mempunyai kelebihan dan
kekurangan yang membutuhkan bantuan orang lain dan tidak bisa hidup sendiri
tanpa bantuan orang lain. Dan seharusnya kita menghargai orang lain, bukan
malah merendahkan orang lain. Seharusnya kita harus lebih menghargai orang
lain, dan berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik lagi dan tidak boleh
merendahkan orang lain.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
judul dan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat diperoleh
beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Apakah
yang dimaksud dengan potensi diri?
2. Bagaimana
cara mengenali kelemahan dan kelebihan diri?
3. Bagaimana
langkah-langkah untuk mengembangkan potensi diri?
1.3
TUJUAN
Berdasarkan
rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan penulisan Makalah ini
untuk menemukan jawabannya, yaitu :
1. Untuk
mengetahui pengertian potensi diri.
2. Untuk
mengetahui cara mengenali kelemahan dan kelebihan diri.
3. Untuk
mengetahui langkah-langkah mengembangkan potensi diri.
1.4
MANFAAT
Sebenarnya
banyak sekali manfaat yang kita dapat jika kita mengenali diri kita sendiri.
Maka manfaatnya, yaitu :
1. Mampu
menentukan jalan hidup.
2. Mudah
mencari solusi.
3. Membantu
berkompromi dengan diri sendiri.
4. Mampu
hidup bermasyarakat.
5. Mampu
mengetahui kelebihan dan kekurangan.
6. Mampu
menerima kondisi diri.
7. Mampu
mengetahui potensi diri.
~2~
MENGENALI POTENSI DIRI
2.1 KARIR
DAN PASSION (HASRAT)
Hampir
sebagian besar dari kita menjalani hidup yang hampir sama, menghabiskan 12
tahun untuk bersekolah hingga SMU ditambah 4-5 tahun belajar di Perguruan
Tinggi, berjuang untuk memperoleh pekerjaan dengan gaji tinggi, naik pangkat,
punya rumah dan mobil, menikah, menyekolahkan anak-anak di sekolah terbaik
untuk mengulang kembali siklus hidup seperti yang kita jalani.
Pertanyaan
berikutnya adalah benarkah siklus hidup seperti itu yang benar-benar ingin kita
jalani? Apakah pekerjaan yang kita jalani sepanjang hidup itu adalah karir
kita? Apakah kita bahagia dan puas dengan hidup kita?
Sebagian
besar mahasiswa memberikan jawaban yang sama bila mendapat pertanyaan tentang
apa yang akan dilakukan dalam hidupnya setelah menyelesaikan kuliahnya. Memang
demikianlah paradigma yang berlaku di masyarakat kita, kurang memberi ruang dan
penghargaan terhadap keunikan diri. Namun tidak berarti kita tidak bisa melawan
arus.
Menurut
Rene Suhardono dalam bukunya Your Job is
not Your Career: Your
job should never define you, Pekerjaan tidak pernah menggambarkan siapa
dirimu. Pekerjaanmu belum tentu sama dengan Karirmu.
2.1.1 KARIR
Apa perbedaan
‘Pekerjaan’ dan ‘Karir’?
Rene Surhadono juga
menjelaskan perbedaannya sebagai berikut:
PEKERJAAN
adalah:
·
Alat/instrument bagi perusahaan untuk
mancapai tujuan organisasi,
·
Saran bagi individu untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan berkarya,
·
Jalan untuk berkembang secara pribadi
dan proffesional, dan
·
Kendaraan untuk memperoleh pencapaian
pribadi (personal achievement) dan
berkontribusi bagi lingkungan (to give
back to the community).
KARIR
adalah
sepenuhnya mengenai diri sendiri, menyangkut jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
di atas:
·
Bagaimana mengenal keunikan diri dan
mengetahui hal-hal yang amat sangat diminati (your passions).
·
Bagaimana menjalankan hidup bermakna (your purpose of life),
·
Bagaimana kita ingin diingat saat tiada
nanti (your values),
·
Bagaimana untuk senantiasa punya pandangan
positif sepanjang hidup (your Motivation),
·
Semangat untuk terus melakukan perbedaan
dalam hidup SEKARANG (your Action),
·
Bagaimana mencapai kebahagiaan dan
kepuasan/ ketercapaian dalam hidup.
Karir
adalah sebuah kata dari Bahasa Belanda; carriere adalah
perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan seseorang. Ini juga bisa berarti
jenjang dalam sebuah pekerjaan tertentu.
Karir
merupakan istilah yang didefinisikan oleh Kamus
Besar Bahasa Indonesia sebagai perkembangan dan kemajuan baik pada
kehidupan, pekerjaan atau jabatan seseorang. Biasanya pekerjaan yag dimaksud
adalah pekerjaan yang mendapatkan imbalan berupa
gaji maupun uang.
Tidak
semata-semata terkait dengan cara-cara memperoleh penghidupan. Tujuan karir
tidak lain adalah kebahagiaan dan ketercapaian. Karir kita dikendalikan oleh
passion kita. Karir kita adalah milik kita, karir kita adalah kita. Kita adalah
boss dari karir kita, tidak seorang pun dapat memecat kita dari karir kita.
2.1.2 PASSION (HASRAT)
Passion
adalah segala hal yang kita sukai atau minati sedemikian rupa sehingga tidak
terpikir untuk tidak melakukannya. Passion adalah segala macam wujud keunikan,
keistimewaan yang kita miliki dan rasakan. (Suhardono, 2012).
Lebih
lanjut Rene Suhardono menjelaskan bahwa Passion tidak ada kaitannya dengan
kebiasaan ataupun keahlian kita, namun justru berhubungan dengan segala hal
yang menggugah minat pribadi. Apa pun itu. Passion bukan sesuatu yang merupakan
keahlian kita, tetapi sesuatu yang paling kita minati dan nikmati. Passion
adalah sesuatu yang sangat sangat ingin kita lakukan dengan sepenuh hati.
Passion adalah kekuatan kita.
Passion
adalah sesuatu yang kita tidak pernah bosan untuk melakukannya. Passion adalah
dimana kita akan mengorbankan segala hal untuk mencapai itu. Passion adalah
sesuatu yang dikerjakan dengan ikhlas, tanpa paksaan dan suatu bentuk panggilan
dari alam bawah sadar manusia. Passion adalah dimana kita tidak memikirkan
untung dan rugi. Passion adalah ketika kita melakukan hal itu begitu saja dan
lupa dengan hal yang lain. Passion adalah sesuatu yang sangat kita sukai,
sesuatu yang bisa kita lakukan berjam-jam tanpa kita merasa capek.
Seseorang
yang memiliki passion akan terus menerus memikirkan, built-in dalam dirinya,
untuk mewujudkan sesuatu, dan ia tidak pernah akan berhenti sebelum sesuatu itu
terjadi. Tiada hari tanpa memikirkannya, day and night, setiap saat, never
without it. Dia tidak akan pernah menyerah, never give up.
Bagaimana
menemukan Passion kita? Passion ada di dalam diri kita, karena
merupakan keunikan kita. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Steve Jobs pada
kutipan di atas, tetaplah mencari passion kita dengan langkah-langkah yang
dikemukakan oleh Suhardono, 2012:
1.
Miliki keyakinan bahwa keunikan diri
adalah keistimewaan diri.
2.
Passion
datang
dari hati yang tulus, sudah ada dalam diri kita masing-masing. Untuk
mengenalinya cobalah jadikan diri terbuka untuk tahu, merasakan, dan jujur
mengenai segala hal yang saat dikerjakan membuat hati lega, lepas dan gembira.
3.
Perluas wawasan. Bertemu dan berdiskusi
dengan orang-orang yang mungkin bisa membantu, baca buku, pelajari bahasa asing
baru, coba makanan baru, pergi ke tempat baru, miliki kebiasaan baru.... Coba
semuanya!
4.
Jangan nanggung. Kalau benar-benar mau
tahu soal passion sendiri jangan
nanggung dalam berupaya. Steve Jobs tidak pernah berhenti memikirkan bagaimana
membuat inovasi-inovasi dalam pengembangan computer Apple hingga memunculkan
computer tablet iPad yang menjadi sangat popular saat ini.
5.
Antusias dan positif. Setiap orang
membutuhkan waktu yang berbeda-beda dalam menemukan passionnya. Ada yang hanya
perlu waktu 1-2 tahun, namun ada juga
yang perlu waktu hingga 9 tahun atau lebih. Tidak perlu frustasi, tetaplah
semangat dan berpikir positif.
6.
Nikmati prosesnya. Hidup adalah proses
belajar, dan proses tidak memilki garis finish. Mengenali Passion adalah proses
menemukan jati diri. Nikmati perjalanan anda. Passion bisa lebih dari satu.
2.2 MENGENALI
POTENSI DIRI
2.2.1 MENGENALI KEPRIBADIAN
Kepribadian adalah
keseluruhan cara seseorang individu bereaksi
dan berinteraksi dengan individu lain. Disamping itu kepribadian sering
diartikan sebagai ciri-ciri yang mononjol pada diri individu, seperti kepada
orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel
diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan,
pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.
Mengenali
kepribadian diri sendiri sangatlah penting. Namun seperti halnya pepatah
mengatakan bahwa gajah dikelopak mata tak tampak sedangkan kuman di seberang
laut tampak, maka agak sulit bagi kita untuk mengenali personalia kita sendiri.
Setiap
manusia dilahirkan dengan memiliki karaker kepribadian yang berbeda-beda. Dalam
bahasa sehari-hari istilah kepribadian juga berarti ciri-ciri watak seseorang
individu yang konsisten yang memberikan identitas bagi dirinya sebagai individu
khusus. Ciri watak yang diperlihatkan secara lahir, konsisten, dan konsekuen
dalam tingkah lakunya membuat individu tersebut memiliki identitas khususnya
yang berbeda dengan individu lain.
Dengan
mengenal jenis-jenis kepribadian kita dapat mengetahui tipe kepribadian kita
sendiri yang bermanfaat untuk mengenali kekuatan dan kelemahan kita agar kita
dapat menonjolkan segi positif dan menyingkirkan segi negatif dari sifat-sifat
atau kepribadian kita. Mempelajari kepribadian membantu kita mengenal diri dan
memahami di mana passion kita.
Orang
dengan kepribadian ekstrovert memiliki ciri sosial, impulsif, menyukai
kesenangan, berorientasi pada dunia di luar dirinya sendiri. Sebaliknya orang
dengan kepribadian introvert memiliki ciri tenang, introspektif , berorientasi
ke dalam diri, serta menyukai kehidupan yang teratur.
Sedangkan
tipe-tipe kepribadian yang dikemukakan oleh Myers-Brigs (1985) dan Yul Iskandar
(2003) dalam Srijanti dkk, 2006, adalah sebagai berikut:
1. Tipe Kepribadian dalam Pergaulan
Tipe
kepribadian dalam pergaulan adalah dengan melihat mental, jiwa, dan emosi
seseorang dalam pergaulan dengan orang lain. Tipe ini biasanya dibagi atas:
a. Ekstrovert:
Kepribadian ekstrovet
lebih menyukai lingkungan yang interaktif, cukup antusias dalam hal baru dan
senang bergaul.
Seorang ekstrovert cenderung menjadi
lebih bersemangat untuk melakukan banyak hal jika mereka berada di lingkungan
yang interaktif.
Mereka yang ekstrovert biasanya lebih
bisa menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan baik dalam sebuah komunitas atau
organisasi sosial.
Tipe-tipe ekstrovert akan lebih berhasil
dalam pekerjaan yang berkaitan dengan orang banyak, seperti marketing,
berorganisasi, dan politik.
Berikut
ini ciri-ciri seseorang dengan kepribadian ekstrovert:
1. Selalu
antusias dan semangat,
2. Senang
berinteraksi dan bersosialisasi,
3. Mudah
dalam bergaul,
4. Cenderung
spontan dalam bertindak / berbicara,
5. Pandai
mencairkan suasana,
6. Menyukai
popularitas dan senang menjadi pusat perhatian,
7. Senang
jadi pembicara daripada pendengar,
8. Ekstrovert
selalu tampil percaya diri,
9. Terkesan
sigap dan tegas,
10.
Senang bekerja kelompok dan tidak suka
kesendirian.
b. Introvert:
Introvert adalah sikap
atau karakter seseorang yang memiliki orientasi subyektif secara mental dalam
menjalani kehidupannya.
Kepribadian introvert cenderung menyukai
kondisi yang tenang, senang menyendiri, reflektif terhadap apa yang mereka
lakukan serta memiliki kecenderungan untuk menjauhi interaksi dengan hal-hal
baru.
Selain itu, introvert juga memiliki
kemampuan yang sangat baik dalam melakukan analisa hal-hal rumit dan lebih
mudah untuk berkonsentrasi saat memecahkan masalah.
Orang yang introvert akan lebih berhasil
dalam pekerjaan yang tidak melibatkan banyak orang, seperti analis dan
pemrogram.
Apakah sifat pemalu juga termasuk
didalam introvert? Jawabannya adalah tidak! Sifat malu tidak sama dengan
introvert bukan termasuk didalam pengertian introvert.
Berikut
ciri-ciri seseorang dengan kepribadian introvert:
1. Pendiam
dan suka menyendiri,
2. Tidak
menyukai pembicaraan yang ringan,
3. Tidak
menyukai dering handphone,
4. Tidak
langsung membalas pesan dari seseorang,
5. Merasa
keramaian membuatnya gila,
6. Lebih
nyaman untuk [hang out] dengan sedikit orang,
7. Suka
mengamati keadaan sekitar dengan sangat cermat,
8. Cenderung
suka menulis,
9. Cukup
jago dalam menebak karakter orang,
10.
Akan
banyak berpikir sebelum bicara.
2. Tipe Kepribadian dalam Penyampaian
Informasi
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita harus banyak membuat keputusan. Pembuatan keputusan
yang tepat juga membutuhakn informasi yang tepat. Untuk mendapatkan informasi
yang tepat diperlukan kepribadian yang jujur. Tipe kepribadian dalam penyampaian
informasi dibedakan atas:
a.
Jujur:
Kejujuran
menduduki peringkat pertama dalam sikap atau attitude yang paling disukai dari
kepribadian seorang profesional. Kejujuran menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan.
Dengan bersikap jujur seorang akan mendapat kepercayaan yang tinggi dari
lingkungan sekitarnya. Kepribadian jujur harus dimulai sejak dini dalam hal
sekecil apapun. Orang yang mengikuti moral masyarakat yaitu tidak berbohong,
lurus hati, dapat dipercaya kata-katanya, dan tidak berkhianat.
b.
Pembohong:
Orang yang suka
melanggar moral masyarakat, mengatakan sesuatu yang tidak sesuai fakta, dusta,
dan bejanji palsu.
3. Tipe Kepribadian Terhadap Pandangan
Orang Lain
Ada sebagian orang yang
ketakutan keluar rumah karena memandang banyak orang yang melakukan kejahatan.
Pandangan ini berawal dari traumatis terhadap orang lain. Bagaimana tipe
kepribadian terhadap pandangan orang lain?
a. Bersahabat:
Orang yang bertipe
bersahabat selalu memandang orang lain baik dan menyenangkan. Orang yang
bersahabat tidak akan banyak memikirkan dan bermusuhan dengan orang lain
sehingga energinya tidak terkuras dalam urusan bermusuhan atau ketakutan
terhadap orang lain.
Orang yang bersahabat atau berkawan
selalu melihat orang lain baik dan menyenangkan serta mempunyai banyak kawan.
b. Bermusuhan:
Orang yang bertipe bermusuhan
selalu memandang orang lain jahat. Orang yang melihat orang lain selalu berbuat
jahat dan membahayakan, serta memandang orang lain sebagai musuh.
4. Tipe Kepribadian Terhadap
Pengambilan Keputusan
Dalam kehidupan sehari-hari,
kita harus mengambil keputusan, apakah Anda mau kuliah atau membolos, kuliah di
Program Studi Akuntansi atau Teknik Industri, bekerja di perusahaan atau
berwiraswasta, menikah dini atau menikah sesudah mandiri, mempunyai anak 2 atau
lebih, setiap keputusan pasti berisiko.
Tipe kepribadian
berdasar pengambilan keputusan dibagi atas:
a.
Pengambil
risiko adalah orang yang berkeinginan menghasilkan sesuatu
sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat, malas mengerjakan sesuatu yang rutin
dan berspekulasi tinggi. Jadilah orang yang berani mengambil risiko dengan
tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
b.
Bermain
aman
adalah orang yang penakut, menjauhi spekulasi, tidak berani mengambil risiko
sehingga banyak kesempatan lewat begitu saja. Orang yang aman tidak berani
mengambil risiko, suka sesuatu yang rutin sehingga banyak kesempatan lewat.
5. Tipe Kepribadian Terhadap
Pertanggungjawaban
Setiap
keputusan atau tindakan mengandung resiko dan kita harus berani
mempertanggungjawabkan apapun hasil dari tindakan kita. Orang-orang yang
mencerminkan kepribadian tidak bertanggung jawab, cenderung menyalahkan
orang-orang dan hal-hal di luar dirinya.
Tipe
kepribadian terhadap tanggung jawab dibagi atas:
a. Bertanggung jawab,
yaitu orang yang berani mengambil tanggung jawab dan risiko serta tidak mencari
kambing hitam. Bertanggung jawab atas perbuatan anak buah dan bahkan
bertanggung jawab terhadap sesuatu yang bukan diperbuatnya. Untuk menjadi
sukses, jadilah orang yang bertanggung jawab dan bukan menjadi orang pengecut.
Bertanggung jawab akan membuat hati tenang sehingga kita dapat bekerja dengan
hati yang tenang dan tidak terbebani.
b. Pengecut,
yaitu orang yang tidak mau menerima risiko atas segala perbuatannya,
melemparkan tanggung jawab dan mencari kambing hitam. Ia membiarkan segala
sesuatu berjalan berdasarkan nasib, dan bersikap masa bodoh. Orang pengecut
tidak selalu tenang karena takut suatu saat orang lain mengetahuinya. Orang
pengecut menjadi kebal dengan kepengecutannya sehingga lama-kelamaan menjadi
kepribadiannya. Pengecut akan mebuat hati resah dan banyak menguras energi.
6. Tipe Kepribadian Terhadap Karir
Seseorang yang dapat
memimpin dirinya akan dapat menjadi pemimpin bagi orang lain. Namun adakalanya
kita sukses memimpin diri sendiri, tidak dapat mengatur waktu dan tidak
disiplin dalam mencapai tujuan dll. Orang yang kurang sukses dalam mengatur
dirinya biasanya kurang optimal ketika menjadi pemimpin. Tipe kepribadian berdasarkan
karir dapat dibedakan menjadi:
a. Manajer/pemimpin:
profesi manajer berkewajiban mengarahkan pencapaian pada satu tujuan dan
mempunyai potensi berkembang tinggi serta menjadi pekerja keras. Orang yang
sukses menjadi pemimpin demikian adalah orang yang bekerja keras mempunyai
cita-cita tinggi dan dapat mengarahkan atau mengajak orang lain untuk bekerja
sama.
b. Staf:
profesi untuk mengerjakan sesuatu dengan baik dan tidak berhubungan dengan
kepemimpinan, mempunyai sifat setia, dan pekerja yang tekun. Orang yang
demikian juga dapat sukses dengan menjadi staf. Untuk menjadi staf, kita perlu
mengembangkan sikap setia dan tekun dalam bekerja.
7. Tipe Kepribadian Terhadap Pandangan
Masa Depan
Masa
depan adalah masa dimana kita merencanakan impian. Orang yang optimis akan
bergairah menjemput impiannya di masa depan. Orang seperti ini yakin dapat
meraih cita-citanya, sehingga ia akan menyusun strategi dan rencana kerja untuk
menggapai masa depan sesuai impiannya.
Kepribadian
terhadap masa depan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.
Optimis,
adalah orang yang mau menantang masa depan, pandai bergaul, mampu mengontrol
diri, dan rasional. Orang yang memandang masa depan dengan cerah dan dapat
mencapainya, termasuk orang yang optimis.
b.
Pesimis,
adalah orang yang memandang masa depan dengan suram, tidak mempunyai harapan
baik, apatis, merasa berdosa, putus asa, mudah marah, dan tidak berbahagia.
Orang yang memandang masa depan dengan suram, tidak berprospek, termasuk orang
pesimis.
8. Tipe Kepribadian dalam Kehidupan
Pribadi
Hidup
adalah keseimbangan. Dalam hidup kita akan menjalani berbagai peran dan tugas
dimana kesemuanya membutuhkan perhatian yang cukup. Kehidupan yang seimbang
akan memudahkan kita dalam mecapai cita-cita. Kehidupan profesional dan
kehidupan pribadi harus dapat berjalan seiring. Kehidupan pribadi meliputi juga
kehidupan percintaan dalam keluarga, mencintai dan dicintai anak-anak dan
pasangan hidup. Tipe kepribadian
berdasar kehidupan pribadi dibedakan dalam dua hal:
a.
Romantis
adalah orang yang mementingkan hubungan cinta. Orang yang romantis dapat jatuh
cinta berkali-kali, tetapi tetap mendambakan satu orang. Tipe ini juga menyukai
seni, rapi, banyak kawan, tidak konservatif, hangat, dan kurang rasional,
tetapi lebih emosional. Orang yang romantis biasanya juga senang terhadap seni
dengan citra yang indah, kepribadiannya hangat. Namun, sifat romantis mempunyai
kelemahan. Tipe ini banyak mengandalkan emosi daripada kerasionalannya.
b.
Prosmikuaitas
adalah
orang yang mementingkan hubungan badan atau seks saja. Tipe ini dapat jatuh
cinta kepada banyak orang, tetapi hanya tertarik pada daya seksualnya saja.
Orang dengan tipe kepribadian prosmikuaitas mencintai seseorang karena daya
tarik seksual. Ia mencintai karena daya tarik fisik. Orang yang demikian haya
memikirkan terpenuhinya kebutuhan seksual. Jika orang yang dicintai daya
seksualnya menurun, rasa cintanya juga menurun. Namun demikian, tipe ini
biasanya lebih rasional dan mengendalikan emosi.
2.2.2 MULTIPLE
INTELIGENCE (TIPE-TIPE KECERDASAN)
Howard
Gardner pada 1983 mengemukakan Teori Multiple
Inteligence yang mengidentifikasi 8 jenis kecerdasan dan setiap orang
memiliki keunggulan di salah satu jenis kecerdasan. Teori ini juga menekankan
pentingnya “model” atau teladan yang sudah berhasil mengembangkan salah satu
kecerdasan hingga puncak.
Jenis-jenis
kecerdasan tersebut adalah:
1.
Kecerdasan Spatial (Ruang):
Bentuk
kecerdasan ini umumnya terampil menghasilkan imaji mental dan menciptakan
representasi grafis, mereka sanggup berpikir tiga dimensi, mampu mencipta ulang
dunia visual.
Orang
yang memiliki kecerdasan Ruang lebih dominan, memiliki kemampuan visualisasi
lebih dominan. Orang ini lebih mudah belajar melalui gambar-gambar. Biasanya
seniman, perancang, arsitek memiliki kecerdasan Spatial lebih dominan.
2.
Kecerdasan Linguistic (Bahasa):
Bentuk
kecerdasan ini dinampakkan oleh kepekaan akan makna dan urutan kata serta
kemampuan membuat beragam penggunaan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti
kompleks.
Orang
dengan kecerdasan Bahasa, kemampuan berbahasanya lebih dominan. Orang seperti
ini lebih mudah belajar melalui kata-kata, bahasa, tulisan maupun lisan.
Biasanya penulis, pengarang, memiliki kecerdasan linguistik.
3.
Kecerdasan Logical-mathematical (Logika
Matematik):
Bentuk
kecerdasan ini termasuk yang paling mudah distandarisasikan dan diukur.
Kecerdasan ini sebagai pikiran analitik dan sainstifik, dan bisa melihatnya
dalam diri ahli sains, programmer komputer, akuntan, banker dan tentu saja ahli
matematika.
Orang
dengan kecerdasan Logika Matematika lebih menyukai belajar melalui logika,
sebab akibat, angka-angka, abstraksi, berpikir kritis. Profesi yang tepat untuk
orang-orang ini antara lain Pemrogram Komputer.
4.
Kecerdasan Bodily-kinesthetic (Jasmani):
Bentuk
kecerdasan ini memungkinkan terjadinya hubungan antara pikiran dan tubuh yang
diperlukan untuk berhasil dalam aktivitas-aktivitas seperti menari, melakukan
pantomim, berolahraga, seni bela diri dan memainkan drama.
Orang
dengan Kecerdasan Jasmani pandai dalam bidang olah tubuh, seperti penari,
olahragawan, pemain teater.
5.
Kecerdasan Musical (Musik):
Bentuk
kecerdasan ini mendengarkan pola musik dan ritmik secara natural dan kemudian
dapat memproduksinya. Bentuk kecerdasan ini sangat menyenangkan, karena musik
memiliki kapasitas untuk mengubah kesadaran kita, menghilangkan stress dan
meningkatkan fungsi otak.
Orang
dengan Kecerdasan Musik pandai dibidang yang berkaitan dengan suara, irama,
nada, dan hal-hal yang memanfaatkan indera pendengaran, seperti pemusik,
penyanyi, pengarang lagu dsb.
6.
Kecerdasan Interpersonal (Antar
Pribadi):
Bentuk
kecerdasan ini wajib bagi tugas-tugas ditempat kerja seperti negoisasi dan
menyediakan umpan balik atau evaluasi. Berkaitan dengan pelajaran PPKn,
sosiologi.
Orang
yang pandai bergaul dan berinteraksi dengan orang lain memiliki Kecerdasan
Interpersonal. Orang-orang seperti ini memiliki empati yang tinggi terhadap
orang lain. Mereka dapat bekerja sama dengan orang lain dan lebih suka belajar
melalui diskusi dalam kelompok.
7.
Kecerdasan Intrapersonal:
Bentuk
kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan mengartikulasikan cara
kerja terdalam dari karakter dan kepribadian. Kita sering menamai kecerdasan
ini dengan kebijaksanaan.
Orang
yang memiliki kecerdasan intrapersonal memiliki pemahaman terhadap diri sendiri
yang tinggi, mengenali keunikan diri, dapat memprediksi emosi diri. Berpikir
kritis adalah bidang keahliannya. Pengarang, psikolog, consular, ahli filsafat
adalah profesi yang tepat bagi kelompok ini.
8.
Kecerdasan Naturalistic:
Orang
yang memiliki kecerdasan Naturalistic memiliki pemahaman tentang lingkungan
yang tinggi. Orang-orang seperti ini cocok bekerja sebagai petani, berkebun,
ahli pertambangan, dsb.
Dengan mengenali
berbagai kecerdasan, dapat dipahami bahwa penilaian terhadap kecerdasan
seseorang tidak dapat diukur berdasarkan kategori yang sama. Dengan demikian
seseorang yang dapat mengenali kecerdasannya dapat lebih fokus mendalami
bidang-bidang yang sesuai dengan kecerdasannya, dan dapat lebih mudah mencapai
kesuksesan.
~3~
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Potensi
diri adalah kemampuan, kekuatan yang terpendam pada diri individu (pribadi),
baik yang belum terwujud maupun sudah terwujud tetapi belum sepenuhnya terlihat
atau dipergunakan secara maksimal terkadang membutuhkan waktu yang lama untuk
mengetahui potensi diri individu.
Cara
untuk mengembangkan potensi diri adalah dengan cara membaca banyak buku yang
berguna untuk menunjang potensi diri kita, dan terus berlatih setiap hari untuk
mencapai hasil yang memuaskan.
3.2 SARAN
Diharapkan
agar semua orang bisa mengetahui kelebihan dan kekurang yang ada pada dirinya
sendiri.
Diharapkan
untuk semua teman-teman agar selalu mengembangkan kelebihan dan potensi yang
dimilikinya agar menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar