TUGAS MINGGU KE 5
Tugas
ini disusun untuk mata kuliah : Bisnis Internasional
Dosen
Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, CMA, MM, MPM

Disusun Oleh :
SEFTYA
APRIYANI 43117010395
FAKULTAS
EKONOMI & BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
JAKARTA
2019
Dimensi-Dimensi Ekonomi
Dimensi-dimensi
ekonomi yang lebih penting untuk dianalisis sebagai bahan estimasi potensi
pasar yaitu Pendapatan Nasional Bruto, distribusi pendapatan, pengeluaran
konsumsi individu, investasi swasta, biaya tenaga kerja per unit, kurs, tingkat
inflasi dan suku bunga.
a.
Pendapatan Nasional Bruto (PNB)
Pendapatan
Nasional Bruto (Gross National Income-GNI) merupakan penjumlahan dari
seluruh barang dan jasa final yang dihasilkan oleh penduduk di suatu negara.
Sedangkan yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai total
seluruh barang dan jasa yang diproduksi secara domestik (tidak termasuk
pendapatan faktor luar negeri bersih). Data dari PNB atau PDB merupakan langkah
awal dalam mengestimasi potensi pasar, untuk membandingkan daya beli dari
berbagai negara, para manajer perlu mengetahui dengan berapa banyak orang PNB
atau PDB tersebut dibagi di suatu negara.
b.
PNB/Kapita
Dengan
membagi jumlah PNB suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut, maka
akan didapatkan PNB/kapita. Namun untuk memperoleh daya beli yang sebenarnya
dari suatu negara, maka harus menggunakan Paritas Daya Beli (Purchasing
Power Parity-PPP) untuk memperoleh kurs yang menyetarakan daya beli dari
suatu negara. Pada umumnya dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi nilai
PNB/kapita suatu negara, maka semakin maju perekonomian negara tersebut.
PNB/kapita merupakan estimasi kasar pertama atas daya beli yang harus
dimurnikan dengan memasukan data mengenai bagaimana pendapatan nasional itu
didistribusikan secara aktual.
c.
Distribusi Pendapatan
Distribusi
pendapatan adalah ukuran bagaimana pendapatan suatu negara terbagi di antara
penduduknya yang biasanya dinyatakan dalam persentase. Data tentang distribusi
pendapatan dihimpun oleh Bank Dunia dari sejumlah sumber dan diterbitkan setiap
tahun dalam World Development Indicators. Data tersebut memberikan
wawasan yang berguna bagi para pelaku bisnis, seperti misalnya (1) pendapatan
lebih terdistribusi secara merata di negara-negara yang lebih maju, (2) dari
perbandingan selama kurun waktu tertentu tampak bahwa redistribusi pendapatan
berjalan sangat lambat sehingga data yang lebih lama masih bermanfaat, dan (3)
kesenjangan pendapatan meningkat pada tahap awal pembangunan di suatu negara.
Pada umumnya distibusi pendapatan yang kurang merata mengindikasikan bahwa
terdapat sekelompok orang yang merupakan pelanggan potensial untuk
produk-produk mewah, di pihak lain terdapat pasar untuk barang-barang dengan
harga rendah.
d.
Konsumsi Perorangan
Salah
satu yang menjadi perhatian agen pemasaran adalah bagaimana para konsumen
mengalokasikan pendapatan bersih (setelah dikurangi pajak) terhadap pembelian
atas barang kebutuhan pokok dan nonpokok. Selain penting bagi agen pemasaran,
hal tersebut juga penting bagi produsen barang-barang pokok, sedangkan produsen
barang-barang nonpokok lebih tertarik dengan besarnya pendapatan diskresioner,
yaitu jumlah pendapatan bersih yang tersisa setelah membeli kebutuhan pokok.
Data ini digunakan agen pemasaran untuk menganalisis bagaimana komposisi
konsumsi berubah dengan tingkat pembangunan. Misalnya, persentase belanja
kebutuhan pokok (makanan & pakaian) para penduduk di negara berkembang
lebih besar daripada di negara maju, sedangkan persentase belanja kebutuhan
nonpokok (transportasi, komunikasi, jasa, dll) para penduduk di negara maju
lebih besar daripada di negara berkembang.
RISIKO EKONOMI DALAM BISNIS INTERNASIONAL
Tantangan
yang dihadapi oleh perusahaan yang beroperasi di tingkat global tentu akan
berbeda dengan perusahaan yang beroperasi hanya di dalam negeri atau beroperasi
di tingkat domestik. Tantangan perusahaan yang beroperasi di tingkat global
akan lebih rumit jika dibandingkan dengan perusahaan yang beroperasi di tingkat
domestik. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan peraturan dan perbedaan
lingkungan ekonomi di setiap Negara. Dengan adanya tantangan yang lebih rumit
dalam bisnis ditingkat global, perlunya pengetahuan khusus bagi manajer
internasional dalam memutuskan untuk beroperasi di tingkat global atau di suatu
negara.
Dengan
mengambil keputusan untuk beroperasi di suatu Negara, maka secara tidak sadar
perusahaan tersebut perlu menyelidiki risiko politik (politic risk) yang
mungkin terjadi serta dampak terhadap kinerja bisnis perusahaan. Yang dimaksud
dengan risiko politik adalah tindakan pemerintah atau suatu kejadian bermotif
politik yang dapat mempengaruhi profitabilitas dan nilai dari suatu perusahaan.
Selain
itu, ada beberapa hal yang dapat mengancam keberadaan perusahaan yang
beroperasi di Negara lain seperti nasionalisasi (nationalization) dan
pengambil – alihan(expropriation). Yang dimaksud dengan
nasionalisasi adalah suatu keadaan di mana pemerintah suatu Negara memaksa
MNC (Multi-National Corporation) untuk dijual (forced sale)
kepada pembeli dalam negeri atau pemilik modal lokal dengan menyisakan saham
kepemilikan yang minim bagi MNC. Ada pun yang dimaksud dengan pengambil –
alihan adalah pengambil – alihan suatu MNC oleh Negara di mana pembayaran
kompensasi dinilai tidak memadai sebagai ganti rugi atas porsi aset asing yang
awalnya dimiliki oleh MNC. Jika ganti rugi tidak diberikan sama sekali oleh
Negara yang melakukan penyitaan maka tindakan tersebut dinamakan
penyitaan (confiscation).
Shreeve
(1984) menyusun daftar risiko politik yang paling sering menimpa MNC di dunia
saat itu hingga sekarang:
1.
Expropriation atas aset perusahaan
2.
Forced Sale atas aset perusahaan di bawah nilai depresiasi
3.
Diskriminasi atas perusahaan asing
melalui ketentuan hukum serta aturan perdagangan yang memihak Negara
4.
Hambatan dalam pengiriman balik (repatriation) dana
milik MNC, baik yang berasal dari laba (profit) maupun
modal (equity)
5.
Kehilangan hak milik atas teknologi
serta kekayaan intelektual
6.
Campur tangan pemerintah atas keputusan
– keputusan manajerial MNC
7.
Ketidakjujuran pejabat – pejabat
pemerintah yang memutus perjanjian secara sepihak, pemerasan dengan berbagai
dalih, serta dana pungutan tidak resmi
Untuk
meminimalisir kerugian secara finansial yang akan terjadi pada MNC, maka perlu
dilakukan penilaian (assessment) dalam atas risiko politik
guna mengelola risiko kerentanan perusahaan. Terdapat ada dua cara dalam
melakukan penilaian atas risiko politik yaitu:
1.
Menggunakan jasa pakar (experts) atau
konsultan yang menguasai seluk – beluk perpolitikan di negeri atau zona tempat
MNC beroperasi.
Seorang pakar dapat memberikan analisis terhadap kecenderungan pergolakan
politik dalam negeri secara berkala, kemudian menjabarkan beberapa scenario
yang dapat terjadi dengan segala konsekuensinya, lalu mendeskripsikan kondisi
perpolitikan yang dapat terbentuk setelah gejolak politik tersebut berlalu.
2.
Membentuk serta mengembangkan staf
internal maupun mempekerjakan pakar di dalam perusahaan MNC secara tetap.
Risiko
ekonomi juga perlu menjadi perhatian khusus bagi MNC dalam melakukan operasinya
di suatu Negara. Kemampuan suatu Negara dalam memenuhi kewajiban – kewajiban
finansialnya merupakan tolak ukur terpenting risiko ekonomi Negara tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat beberapa Negara yang tidak dapat
memenuhi kewajiban – kewajiban finansialnya yang tentunya dapat menyebabkan
krisis di Negara tersebut. Hal ini tentunya dapat mengakibatkan kerugian bagi
MNC yang sedang beroperasi di Negara yang terkena krisis tersebut. Kerugian
tersebut dapat terlihat dari menurunnya nilai perusahaan tersebut karena
terjadinya penurunan profit. Pemerintahan di suatu Negara di mana tempat MNC
beroperasi pun dapat turut mempengaruhi risiko ekonomi Negara tersebut jika
secara mendadak mengubah kebijakan moneter serta kebijakan fiskalnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Chella
Marcel’s Stories, Kekuatan Ekonomi dan Sosioekonomi-Bisnis Internasional, http://marchellapramadhana.blogspot.com/2013/01/kekuatan-ekonomi-dan-sosioekonomi.html
, 04 Januari 2013
Rahmat
Corp, RISIKO POLITIK DAN RISIKO EKONOMI DALAM BISNIS INTERNASIONAL, http://rahmatcorp9.blogspot.com/2015/04/risiko-politik-dan-risiko-ekonomi-dalam.html
, 24 APRIL 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar