Minggu, 07 Juli 2019

BI, Seftya Apriyani, Hapzi Ali, TM 5, Universitas Mercu Buana, 2019


TUGAS MINGGU KE 5

Tugas ini disusun untuk mata kuliah : Bisnis Internasional
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, CMA, MM, MPM

Disusun Oleh :
SEFTYA APRIYANI                        43117010395

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
Dimensi-Dimensi Ekonomi
Dimensi-dimensi ekonomi yang lebih penting untuk dianalisis sebagai bahan estimasi potensi pasar yaitu Pendapatan Nasional Bruto, distribusi pendapatan, pengeluaran konsumsi individu, investasi swasta, biaya tenaga kerja per unit, kurs, tingkat inflasi dan suku bunga.
a.     Pendapatan Nasional Bruto (PNB)
Pendapatan Nasional Bruto (Gross National Income-GNI) merupakan penjumlahan dari seluruh barang dan jasa final yang dihasilkan oleh penduduk di suatu negara. Sedangkan yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai total seluruh barang dan jasa yang diproduksi secara domestik (tidak termasuk pendapatan faktor luar negeri bersih). Data dari PNB atau PDB merupakan langkah awal dalam mengestimasi potensi pasar, untuk membandingkan daya beli dari berbagai negara, para manajer perlu mengetahui dengan berapa banyak orang PNB atau PDB tersebut dibagi di suatu negara.
b.     PNB/Kapita
Dengan membagi jumlah PNB suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut, maka akan didapatkan PNB/kapita. Namun untuk memperoleh daya beli yang sebenarnya dari suatu negara, maka harus menggunakan Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity-PPP) untuk memperoleh kurs yang menyetarakan daya beli dari suatu negara. Pada umumnya dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi nilai PNB/kapita suatu negara, maka semakin maju perekonomian negara tersebut. PNB/kapita merupakan estimasi kasar pertama atas daya beli yang harus dimurnikan dengan memasukan data mengenai bagaimana pendapatan nasional itu didistribusikan secara aktual.
c.     Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan adalah ukuran bagaimana pendapatan suatu negara terbagi di antara penduduknya yang biasanya dinyatakan dalam persentase. Data tentang distribusi pendapatan dihimpun oleh Bank Dunia dari sejumlah sumber dan diterbitkan setiap tahun dalam World Development Indicators. Data tersebut memberikan wawasan yang berguna bagi para pelaku bisnis, seperti misalnya (1) pendapatan lebih terdistribusi secara merata di negara-negara yang lebih maju, (2) dari perbandingan selama kurun waktu tertentu tampak bahwa redistribusi pendapatan berjalan sangat lambat sehingga data yang lebih lama masih bermanfaat, dan (3) kesenjangan pendapatan meningkat pada tahap awal pembangunan di suatu negara. Pada umumnya distibusi pendapatan yang kurang merata mengindikasikan bahwa terdapat sekelompok orang yang merupakan pelanggan potensial untuk produk-produk mewah, di pihak lain terdapat pasar untuk barang-barang dengan harga rendah.
d.     Konsumsi Perorangan
Salah satu yang menjadi perhatian agen pemasaran adalah bagaimana para konsumen mengalokasikan pendapatan bersih (setelah dikurangi pajak) terhadap pembelian atas barang kebutuhan pokok dan nonpokok. Selain penting bagi agen pemasaran, hal tersebut juga penting bagi produsen barang-barang pokok, sedangkan produsen barang-barang nonpokok lebih tertarik dengan besarnya pendapatan diskresioner, yaitu jumlah pendapatan bersih yang tersisa setelah membeli kebutuhan pokok. Data ini digunakan agen pemasaran untuk menganalisis bagaimana komposisi konsumsi berubah dengan tingkat pembangunan. Misalnya, persentase belanja kebutuhan pokok (makanan & pakaian) para penduduk di negara berkembang lebih besar daripada di negara maju, sedangkan persentase belanja kebutuhan nonpokok (transportasi, komunikasi, jasa, dll) para penduduk di negara maju lebih besar daripada di negara berkembang.
                                                                                                                    
RISIKO EKONOMI DALAM BISNIS INTERNASIONAL
Tantangan yang dihadapi oleh perusahaan yang beroperasi di tingkat global tentu akan berbeda dengan perusahaan yang beroperasi hanya di dalam negeri atau beroperasi di tingkat domestik. Tantangan perusahaan yang beroperasi di tingkat global akan lebih rumit jika dibandingkan dengan perusahaan yang beroperasi di tingkat domestik. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan peraturan dan perbedaan lingkungan ekonomi di setiap Negara. Dengan adanya tantangan yang lebih rumit dalam bisnis ditingkat global, perlunya pengetahuan khusus bagi manajer internasional dalam memutuskan untuk beroperasi di tingkat global atau di suatu negara.
Dengan mengambil keputusan untuk beroperasi di suatu Negara, maka secara tidak sadar perusahaan tersebut perlu menyelidiki risiko politik (politic risk) yang mungkin terjadi serta dampak terhadap kinerja bisnis perusahaan. Yang dimaksud dengan risiko politik adalah tindakan pemerintah atau suatu kejadian bermotif politik yang dapat mempengaruhi profitabilitas dan nilai dari suatu perusahaan.
Selain itu, ada beberapa hal yang dapat mengancam keberadaan perusahaan yang beroperasi di Negara lain seperti nasionalisasi (nationalization) dan pengambil – alihan(expropriation). Yang dimaksud dengan nasionalisasi adalah suatu keadaan di mana pemerintah suatu Negara memaksa MNC (Multi-National Corporation) untuk dijual (forced sale) kepada pembeli dalam negeri atau pemilik modal lokal dengan menyisakan saham kepemilikan yang minim bagi MNC. Ada pun yang dimaksud dengan pengambil – alihan adalah pengambil – alihan suatu MNC oleh Negara di mana pembayaran kompensasi dinilai tidak memadai sebagai ganti rugi atas porsi aset asing yang awalnya dimiliki oleh MNC. Jika ganti rugi tidak diberikan sama sekali oleh Negara yang melakukan penyitaan maka tindakan tersebut dinamakan penyitaan (confiscation).
Shreeve (1984) menyusun daftar risiko politik yang paling sering menimpa MNC di dunia saat itu hingga sekarang:
1.     Expropriation atas aset perusahaan
2.     Forced Sale atas aset perusahaan di bawah nilai depresiasi
3.     Diskriminasi atas perusahaan asing melalui ketentuan hukum serta aturan perdagangan yang memihak Negara
4.     Hambatan dalam pengiriman balik (repatriation) dana milik MNC, baik yang berasal dari laba (profit) maupun modal (equity)
5.     Kehilangan hak milik atas teknologi serta kekayaan intelektual
6.     Campur tangan pemerintah atas keputusan – keputusan manajerial MNC
7.     Ketidakjujuran pejabat – pejabat pemerintah yang memutus perjanjian secara sepihak, pemerasan dengan berbagai dalih, serta dana pungutan tidak resmi

Untuk meminimalisir kerugian secara finansial yang akan terjadi pada MNC, maka perlu dilakukan penilaian (assessment) dalam atas risiko politik guna mengelola risiko kerentanan perusahaan. Terdapat ada dua cara dalam melakukan penilaian atas risiko politik yaitu:
1.     Menggunakan jasa pakar (experts) atau konsultan yang menguasai seluk – beluk perpolitikan di negeri atau zona tempat MNC beroperasi.
Seorang pakar dapat memberikan analisis terhadap kecenderungan pergolakan politik dalam negeri secara berkala, kemudian menjabarkan beberapa scenario yang dapat terjadi dengan segala konsekuensinya, lalu mendeskripsikan kondisi perpolitikan yang dapat terbentuk setelah gejolak politik tersebut berlalu.
2.     Membentuk serta mengembangkan staf internal maupun mempekerjakan pakar di dalam perusahaan MNC secara tetap.

Risiko ekonomi juga perlu menjadi perhatian khusus bagi MNC dalam melakukan operasinya di suatu Negara. Kemampuan suatu Negara dalam memenuhi kewajiban – kewajiban finansialnya merupakan tolak ukur terpenting risiko ekonomi Negara tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat beberapa Negara yang tidak dapat memenuhi kewajiban – kewajiban finansialnya yang tentunya dapat menyebabkan krisis di Negara tersebut. Hal ini tentunya dapat mengakibatkan kerugian bagi MNC yang sedang beroperasi di Negara yang terkena krisis tersebut. Kerugian tersebut dapat terlihat dari menurunnya nilai perusahaan tersebut karena terjadinya penurunan profit. Pemerintahan di suatu Negara di mana tempat MNC beroperasi pun dapat turut mempengaruhi risiko ekonomi Negara tersebut jika secara mendadak mengubah kebijakan moneter serta kebijakan fiskalnya.


DAFTAR PUSTAKA

Chella Marcel’s Stories, Kekuatan Ekonomi dan Sosioekonomi-Bisnis Internasional, http://marchellapramadhana.blogspot.com/2013/01/kekuatan-ekonomi-dan-sosioekonomi.html , 04 Januari 2013
Rahmat Corp, RISIKO POLITIK DAN RISIKO EKONOMI DALAM BISNIS INTERNASIONAL, http://rahmatcorp9.blogspot.com/2015/04/risiko-politik-dan-risiko-ekonomi-dalam.html , 24 APRIL 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar