TUGAS TATAP MUKA 3
Tugas
ini disusun untuk mata kuliah : Bisnis Internasional
Dosen
Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, CMA, MM, MPM

Disusun Oleh :
SEFTYA
APRIYANI 43117010395
FAKULTAS
EKONOMI & BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
JAKARTA
2019
Economies of Scale dalam
Perdagangan Internasional
Economies
of scale adalah faktor-faktor yang menyebabkan
rata-rata biaya produksi suatu barang semakin menurun ketika jumlah output yang
diproduksi semakin meningkat. Contohnya, jika untuk memproduksi 100 copy
majalah memerlukan biaya $3000 dollar tetapi dengan economies of scale untuk
memproduksi 1000 copy hanya diperlukan biaya $4000. Maka rata-rata biaya
produksi telah menurun dari $30 menjadi $4 untuk setiap copy karena komponen
utama dari produksi majalah (desain dan editorial) tidak berhubungan dengan
jumlah dari majalah yang diproduksi.
Economies
of scale adalah penyebab utama dari munculnya
perusahaan berskala raksasa (sangat besar) pada abad ke 20. Hal itu juga yang
menjadi dasar perkembangan revolusioner pada bagian perakitan dari perusahaan
Hery Ford (Ford Motor Company), dan hal tersebut terus menjadi pemicu banyaknya
merger dan akuisisi berbagai perusahaan hingga saat ini.
Ada
dua jenis economies of scale :
- Internal. Hal ini merujuk pada
penghematan biaya perusahaan terlepas dari pada industri, pasar, atau
lingkungan mana perusahaan tersebut beroperasi
- External. Hal ini merujuk pada
manfaat yang didapatkan perusahaan akibat cara bagaimana manajemen dari
suatu perusahaan diatur.
Internal economies
of scale muncul pada beberapa area. Contoh, akan lebih mudah bagi
perusahaan besar untuk menanggung biaya tinggi dari research and
development (R&D) yang canggih. Pada industri farmasi R&D
menjadi sangat penting. Namun biaya untuk menemukan obat “paten”
berikutnya sangat besar dan terus meningkat. Beberapa merger diantara
perusahaan-perusahaan farmasi dalam beberapa tahun terakhir didorong oleh
keinginan perusahaan untuk membagi-bagi pengeluaran dari R&D mereka pada
volume penjualan yang lebih besar.
Tetapi economies
of scale juga mempunyai sisi negatif yang disebut diseconomies
of scale. Dalam rangka mendapatkan keuntungkan dari economies of
scale, semakin besar suatu perusahaan alih alih akan menyebabkan semakin
kompleks masalah yang dihadapi untuk me-manage-nya. Kompleksitas
tersebut menimbulkan biaya, dan akhirnya biaya yang ditimbulkan tersebut
mungkin jadi lebih besar daripada penghematan yang dapat diperoleh dari skala
yang lebih besar pada economies of scale. Dengan kata lain economies
of scale tidak bisa dinikmati selamanya.
Frederick
Herzberg, seorang profesor bidang manajemen, menyatakan alasannya mengapa
perusahaan tidak harus menjadikan economies of scale sebagai
tujuan perusahaannya secara mambabi-buta: “Angka-angka mematikan perasaan kita
akan apa yang sedang dihitung dan menyebabkan pengagungan pada besarnya
ukuran economies of scale. Sementara passion
berhubungan dengan kualitas dari suatu pengalaman, bukan dengan mencoba
untuk mengukurnya.”
T.
Boone Pickens, seorang ahli geologi yang menjadi raja minyak dan pengusaha,
menulis tentang diseconomies of scale pada
otobiografinya tahun 1987: “Adalah hal yang tidak biasa untuk
menemukan sebuah perusahaan besar yang efisien. Aku tahu tentang economies
of scale dan semua keuntungan lain yang seharusnya datang dengannya.
Tetapi ketika Anda melihat lebih ke dalam, sangat mudah untuk menemukan
bagaimana tidak efisiennya sebuah bisnis besar pada kenyataannya. Kebanyakan
birokrasi perusahaan memiliki lebih banyak orang daripada pekerjaan yang harus
dikerjakan.”
Contoh
sederhananya, suatu usaha konveksi mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp 10 juta
per bulan dengan jumlah produksi sebanyak 500 unit, sehingga biaya produksi per
unit sebesar Rp 20 ribu. Perusahaan memiliki stok bahan baku cukup banyak,
karena pembelian dilakukan dalam jumlah banyak sekaligus. Jika perusahaan mampu
memotivasi karyawan sehingga terpacu untuk meningkatkan produktivitasnya, dalam
sebulan perusahaan bisa menghasilkan sebanyak 600 unit, maka biaya produksi per
unitnya akan lebih rendah menjadi Rp 16.666,66.
Fungsi-Fungsi General Assembly
organisasi PBB
Pasal
10 dalam piagam menyatakan bahwa Majelis Umum dapat membicarakan segala
persoalan yang termasuk dalam ruang lingkup piagam PBB atau yang berhubungan
dengan kekuasaan dan fungsi suatu badan sebagaimana ditentukan dalam piagam
PBB.
Berdasarkan
Piagam PBB, fungsi dan kekuasaan Majelis Umum PBB dapat berkaitan dengan
hal-hal berikut ini, yaitu:
1.
Mendukung perdamaian dan keamanan
dunia
Majelis
Umum dapat merumuskan prinsip umum untuk mendukung pelaksanaan perdamaian dan
keamanan dunia untuk kemudian diajukan ke dewan keamanan. Majelis Umum dapat
mendiskusikan segala permasalahan yang berhubungan dengan pelaksanaan perdamaian
dan keamanan internasional seperti peran Indonesia dalam organisasi ASEAN dan
PBB sebagaimana diajukan kepada Majelis Umum oleh setiap negara anggota atau
Dewan Kemanan, atau oleh kedua-duanya. Namun tindakan untuk merespon
permasalahan tersebut sepenuhnya diserahkan kepada Dewan Keamanan.
Majelis
Umum bisa meminta perhatian dari Dewan Keamanan terkait dengan keadaan-keadaan
yang bisa membahayakan perdamaian dan keamanan dunia
2.
Membangun kerja sama politik,
perekonomian dan permasyarakatan antarnegara
Majelis
Umum dapat membuat prakarsa dan rekomendasi kerjasama internasional antarnegara
untuk mendorong kemajuan hubungan antar negara anggota di segala sektor,
kemajuan hukum internasional dan mendukung hak perlindungan anak dalam hak
asasi manusia.
3.
Menjalankan sistem perwalian
internasional
Fungsi
PBB mengenai persetujuan perwalian untuk semua wilayah yang tidak dinyatakan
sebagai wilayah strategis, termasuk persetujuan persyaratan dalam perjanjian
perwalian dan perubahannya, harus dilaksanakan oleh Majelis Umum. Perserikatan
Bangsa-Bangsa dapat menetapkan sistem perwalian internasional di bawah wewenang
kekuasaannya untuk memerintah dan mengawasi wilayah-wilayah yang dibawah
perwaliannya sesudah diadakan persetujuan agar tidak menjadi penyebab
terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan. Wilayah-wilayah ini
selanjutnya disebut wilayah-wilayah perwalian.
4.
Menetapkan urusan-urusan anggaran
keuangan
Majelis
Umum memiliki kewajiban dan hak untuk mempertimbangkan dan menyetujui anggaran
PBB dan menetapkan penilaian keuangan Negara Anggota. Biaya-biaya Organisasi
ditanggung bersama oleh Anggota-anggota menurut pembagian yang ditetapkan oleh
Majelis Umum. Anggota yang menunggak pembayaran uang iuran organisasi bisa
kehilangan hak suaranya dalam majelis.
5.
Menetapkan keanggotaan dan
penerimaan anggota
Penerimaan
suatu negara menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa harus dilakukan melalui
keputusan Majelis Umum atas rekomendasi dari Dewan Keamanan PBB karena warga
memiliki hak dan kewajiban warga negara yang memiliki hak dan kebebasan dalam
menjadi anggota PBB. Negara anggota dapat ditangguhkan hak-hak keanggotaannya
atau dikeluarkan dari organisasi dengan keputusan Majelis Umum atas rekomendasi
Dewan Keamanan.
6.
Mengadakan perubahan piagam
kesepakatan
Setiap
perubahan piagam yang dibuat oleh Majelis Umum berlaku bagi semua anggota PBB
apabila perubahan tersebut telah diterima oleh dua pertiga dari total suara
yang dibuat oleh anggota PBB dan harus melalui proses ratifikasi sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang dimiliki oleh negara anggota termasuk anggota
tetap dewan keamanan.
7.
Menerima pertimbangan organ PBB
yang lain
Majelis
Umum dalam melaksanankan tugas-tugasnya harus mempertimbangkan laporan dari
Dewan keamanan dan badan-badan lain di dalam tubuh PBB. Dalam pengambilan
keputusan secara voting (pengambilan suara) terhadap masalah-masalah penting
yang didiskusikan dalam Majelis Umum, dibutuhkan setidaknya dua pertiga suara
dari seluruh anggota yang datang dalam pertemuan.
Mengapa Hasil Empiris dari Leontif
dianggap Paradoks?
Wassily
Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui
study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu
mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat
tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks
leontief
Berdasarkan
penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata
paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :
a.
Intensitas faktor produksi yang
berkebalikan
b.
Tariff and Non tariff barrier
c.
Pebedaan dalam skill dan human capital
d.
Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Kelebihan
dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik
maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki
tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.
Iqbalnst47,
Economies of Scale and Scope (The Economist), https://iqbalnst47.wordpress.com/2016/11/19/economies-of-scale-and-scope-the-economist/
, 19 November 2016
SimulasiKredit.com,
Apa itu Economic of Scale (Skala Ekonomi)?, https://www.simulasikredit.com/apa-itu-economic-of-scale-skala-ekonomi/
Maya
Sari, 7 Fungsi Majelis Umum PBB dan Tugasnya, https://guruppkn.com/fungsi-majelis-umum-pbb
, 3 November 2015
Murtiningsih, TEORI
PERDAGANGAN INTERNASIONAL, https://murtiningsih.blog.uns.ac.id/2009/10/07/teori-perdagangan-internasional/
, 7 Oktober 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar