Minggu, 07 Juli 2019

BI, Seftya Apriyani, Hapzi Ali, Tugas TM 3, Universitas Mercu Buana, 2019

TUGAS TATAP MUKA 3
                                                                                 
Tugas ini disusun untuk mata kuliah : Bisnis Internasional
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, CMA, MM, MPM

Disusun Oleh :
SEFTYA APRIYANI                        43117010395

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
Economies of Scale dalam Perdagangan Internasional
Economies of scale adalah faktor-faktor yang menyebabkan rata-rata biaya produksi suatu barang semakin menurun ketika jumlah output yang diproduksi semakin meningkat. Contohnya, jika untuk memproduksi 100 copy majalah memerlukan biaya $3000 dollar tetapi dengan economies of scale untuk memproduksi 1000 copy hanya diperlukan biaya $4000. Maka rata-rata biaya produksi telah menurun dari $30 menjadi $4 untuk setiap copy karena komponen utama dari produksi majalah (desain dan editorial) tidak berhubungan dengan jumlah dari majalah yang diproduksi.
Economies of scale adalah penyebab utama dari munculnya perusahaan berskala raksasa (sangat besar) pada abad ke 20. Hal itu juga yang menjadi dasar perkembangan revolusioner pada bagian perakitan dari perusahaan Hery Ford (Ford Motor Company), dan hal tersebut terus menjadi pemicu banyaknya merger dan akuisisi berbagai perusahaan hingga saat ini.
Ada dua jenis economies of scale :
  • Internal. Hal ini merujuk pada penghematan biaya perusahaan terlepas dari pada industri, pasar, atau lingkungan mana perusahaan tersebut beroperasi
  • External. Hal ini merujuk pada manfaat yang didapatkan perusahaan akibat cara bagaimana manajemen dari suatu perusahaan diatur.
Internal economies of scale muncul pada beberapa area. Contoh, akan lebih mudah bagi perusahaan besar untuk menanggung biaya tinggi dari research and development (R&D) yang canggih. Pada industri farmasi R&D menjadi sangat penting. Namun biaya untuk menemukan obat “paten” berikutnya sangat besar dan terus meningkat. Beberapa merger diantara perusahaan-perusahaan farmasi dalam beberapa tahun terakhir didorong oleh keinginan perusahaan untuk membagi-bagi pengeluaran dari R&D mereka pada volume penjualan yang lebih besar.
Tetapi economies of scale juga mempunyai sisi negatif yang disebut diseconomies of scale. Dalam rangka mendapatkan keuntungkan dari economies of scale, semakin besar suatu perusahaan alih alih akan menyebabkan semakin kompleks masalah yang dihadapi untuk me-manage-nya. Kompleksitas tersebut menimbulkan biaya, dan akhirnya biaya yang ditimbulkan tersebut mungkin jadi lebih besar daripada penghematan yang dapat diperoleh dari skala yang lebih besar pada economies of scale. Dengan kata lain economies of scale tidak bisa dinikmati selamanya.
Frederick Herzberg, seorang profesor bidang manajemen, menyatakan alasannya mengapa perusahaan tidak harus menjadikan economies of scale sebagai tujuan perusahaannya secara mambabi-buta: “Angka-angka mematikan perasaan kita akan apa yang sedang dihitung dan menyebabkan pengagungan pada besarnya ukuran economies of scale. Sementara passion berhubungan dengan kualitas dari suatu pengalaman, bukan dengan mencoba untuk mengukurnya.”
T. Boone Pickens, seorang ahli geologi yang menjadi raja minyak dan pengusaha, menulis tentang diseconomies of scale pada  otobiografinya tahun 1987: “Adalah hal yang tidak biasa untuk menemukan sebuah perusahaan besar yang efisien. Aku tahu tentang economies of scale dan semua keuntungan lain yang seharusnya datang dengannya. Tetapi ketika Anda melihat lebih ke dalam, sangat mudah untuk menemukan bagaimana tidak efisiennya sebuah bisnis besar pada kenyataannya. Kebanyakan birokrasi perusahaan memiliki lebih banyak orang daripada pekerjaan yang harus dikerjakan.”
Contoh sederhananya, suatu usaha konveksi mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp 10 juta per bulan dengan jumlah produksi sebanyak 500 unit, sehingga biaya produksi per unit sebesar Rp 20 ribu. Perusahaan memiliki stok bahan baku cukup banyak, karena pembelian dilakukan dalam jumlah banyak sekaligus. Jika perusahaan mampu memotivasi karyawan sehingga terpacu untuk meningkatkan produktivitasnya, dalam sebulan perusahaan bisa menghasilkan sebanyak 600 unit, maka biaya produksi per unitnya akan lebih rendah menjadi Rp 16.666,66.

Fungsi-Fungsi General Assembly organisasi PBB
Pasal 10 dalam piagam menyatakan bahwa Majelis Umum dapat membicarakan segala persoalan yang termasuk dalam ruang lingkup piagam PBB atau yang berhubungan dengan kekuasaan dan fungsi suatu badan sebagaimana ditentukan dalam piagam PBB.
Berdasarkan Piagam PBB, fungsi dan kekuasaan Majelis Umum PBB dapat berkaitan dengan hal-hal berikut ini, yaitu:
1.     Mendukung perdamaian dan keamanan dunia
Majelis Umum dapat merumuskan prinsip umum untuk mendukung pelaksanaan perdamaian dan keamanan dunia untuk kemudian diajukan ke dewan keamanan. Majelis Umum dapat mendiskusikan segala permasalahan yang berhubungan dengan pelaksanaan perdamaian dan keamanan internasional seperti peran Indonesia dalam organisasi ASEAN dan PBB sebagaimana diajukan kepada Majelis Umum oleh setiap negara anggota atau Dewan Kemanan, atau oleh kedua-duanya. Namun tindakan untuk merespon permasalahan tersebut sepenuhnya diserahkan kepada Dewan Keamanan.
Majelis Umum bisa meminta perhatian dari Dewan Keamanan terkait dengan keadaan-keadaan yang bisa membahayakan perdamaian dan keamanan dunia
2.     Membangun kerja sama politik, perekonomian dan permasyarakatan antarnegara
Majelis Umum dapat membuat prakarsa dan rekomendasi kerjasama internasional antarnegara untuk mendorong kemajuan hubungan antar negara anggota di segala sektor, kemajuan hukum internasional dan mendukung hak perlindungan anak dalam hak asasi manusia.
3.     Menjalankan sistem perwalian internasional
Fungsi PBB mengenai persetujuan perwalian untuk semua wilayah yang tidak dinyatakan sebagai wilayah strategis, termasuk persetujuan persyaratan dalam perjanjian perwalian dan perubahannya, harus dilaksanakan oleh Majelis Umum. Perserikatan Bangsa-Bangsa dapat menetapkan sistem perwalian internasional di bawah wewenang kekuasaannya untuk memerintah dan mengawasi wilayah-wilayah yang dibawah perwaliannya sesudah diadakan persetujuan agar tidak menjadi penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan. Wilayah-wilayah ini selanjutnya disebut wilayah-wilayah perwalian.
4.     Menetapkan urusan-urusan anggaran keuangan
Majelis Umum memiliki kewajiban dan hak untuk mempertimbangkan dan menyetujui anggaran PBB dan menetapkan penilaian keuangan Negara Anggota. Biaya-biaya Organisasi ditanggung bersama oleh Anggota-anggota menurut pembagian yang ditetapkan oleh Majelis Umum. Anggota yang menunggak pembayaran uang iuran organisasi bisa kehilangan hak suaranya dalam majelis.
5.     Menetapkan keanggotaan dan penerimaan anggota
Penerimaan suatu negara menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa harus dilakukan melalui keputusan Majelis Umum atas rekomendasi dari Dewan Keamanan PBB karena warga memiliki hak dan kewajiban warga negara yang memiliki hak dan kebebasan dalam menjadi anggota PBB. Negara anggota dapat ditangguhkan hak-hak keanggotaannya atau dikeluarkan dari organisasi dengan keputusan Majelis Umum atas rekomendasi Dewan Keamanan.
6.     Mengadakan perubahan piagam kesepakatan
Setiap perubahan piagam yang dibuat oleh Majelis Umum berlaku bagi semua anggota PBB apabila perubahan tersebut telah diterima oleh dua pertiga dari total suara yang dibuat oleh anggota PBB dan harus melalui proses ratifikasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang dimiliki oleh negara anggota termasuk anggota tetap dewan keamanan.
7.     Menerima pertimbangan organ PBB yang lain
Majelis Umum dalam melaksanankan tugas-tugasnya harus mempertimbangkan laporan dari Dewan keamanan dan badan-badan lain di dalam tubuh PBB. Dalam pengambilan keputusan secara voting (pengambilan suara) terhadap masalah-masalah penting yang didiskusikan dalam Majelis Umum, dibutuhkan setidaknya dua pertiga suara dari seluruh anggota yang datang dalam pertemuan.

Mengapa Hasil Empiris dari Leontif dianggap Paradoks?
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief
Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :
a.     Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b.     Tariff and Non tariff barrier
c.      Pebedaan dalam skill dan human capital
d.     Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.
Iqbalnst47, Economies of Scale and Scope (The Economist), https://iqbalnst47.wordpress.com/2016/11/19/economies-of-scale-and-scope-the-economist/ , 19 November 2016
SimulasiKredit.com, Apa itu Economic of Scale (Skala Ekonomi)?, https://www.simulasikredit.com/apa-itu-economic-of-scale-skala-ekonomi/
Maya Sari, 7 Fungsi Majelis Umum PBB dan Tugasnya, https://guruppkn.com/fungsi-majelis-umum-pbb , 3 November 2015
Murtiningsih, TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL, https://murtiningsih.blog.uns.ac.id/2009/10/07/teori-perdagangan-internasional/ , 7 Oktober 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar