Minggu, 07 Juli 2019

BI, Seftya Apriyani. Hapzi Ali,Operasi Global dan Manajemen Rantai Pasokan Internasional, Universitas Mercu Buana, 2019


Operasi Global dan Manajemen Rantai Pasokan Internasional

Tugas ini disusun untuk mata kuliah : Bisnis Internasional
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, CMA, MM, MPM

Disusun Oleh :
SEFTYA APRIYANI                        43117010395

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
Competitive Advantage dalam Bisnis Internasional
Teori Porter tentang daya saing nasional berangkat dari keyakinannya bahwa teori ekonomi klasik yang menjelaskan tentang keunggulan komparative tidak mencukupi, atau bahkan tidak tepat. Menurut Porter, suatu negara memperoleh keunggulan daya saing / competitive advantage (CA) jika perusahaan (yang ada di negara tersebut) kompetitif. Daya saing suatu negara ditentukan oleh kemampuan industri melakukan inovasi dan meningkatkan kemampuannya. Perusahaan memperoleh (CA) karena tekanan dan tantangan. Perusahaan menerima manfaat dari adanya persaingan di pasar domestik, supplier domestik yang agresif, serta pasar lokal yang memiliki permintaan tinggi. Perbedaaan dalam nilai-nilai nasional, budaya, struktur ekonomi, institusi, dan sejarah semuanya memberi kontribusi pada keberhasilan dalam persaingan. Perusahaan menjadi kompetitif melalui inovasi yang dapat meliputi peningkatan teknis proses produksi atau kualitas produk. Selanjutnya Porter mengajukan Diamond Model (DM) yang terdiri dari empat determinan (faktor – faktor yang menentukan) National Competitive Advantage (NCA). Empat atribut ini adalah: factor conditions, demand conditions, related and supporting industries, dan firm strategy, structure, and rivalry.
Factor conditions mengacu pada input yang digunakan sebagai faktor produksi, seperti tenaga kerja, sumber daya alam, modal dan infrastruktur. Argumen Poter, kunci utama faktor produksi adalah “diciptakan” bukan diperoleh dari warisan. Lebih jauh, kelangkaan sumber daya (factor disadvantage) seringkali membantu negara menjadi kompetitif. Terlalu banyak (sumber daya) memiliki kemungkinan disia-siakan, ketika langka dapat mendorong inovasi.
Demand conditions, mengacu pada tersedianya pasar domestik yang siap berperan menjadi elemen penting dalam menghasilkan daya saing. Pasar seperti ini ditandai dengan kemampuan untuk menjual produk-produk superior, hal ini didorong oeh adanya permintaan barang-dan jasa berkualitas serta adanya kedekatana hubungan antara perusahan dan pelanggan.
Related and Supporting Industries, mengacu pada tersedianya serangkaian dan adanya keterkaitan kuat antara industri pendukung dan perusahaan, hubungan dan dukungan ini bersifat positif yang berujung pada penngkatan daya saing perusahaan. Porter mengembangkan model dari faktor kondisi semacam ini dengan industrial clusters atau agglomeration, yang memberi manfaat adanya potential technology knowledge spillover, kedekatan dengan dengan konsumer sehingga semakin meningkatkan market power.
Firm strategy, Structure and Rivalry, mengacu pada strategi dan struktur yang ada pada sebagian besar perusahaan dan intensitas persaingan pad aindustri tertentu. Faktor Strategy dapat terdiri dari setidaknya dua aspek: pasar modal dan pilihan karir individu. Pasar modal domestik mempengaruhi strategi perusahaan, sementara individu seringkali membuat keputusan karir berdasarkan peluan dan prestise. Suatu negara akan memiliki daya saing pada suatu industri di mana personel kuncinya dianggap prestisious. Struktur mengikuti strategi. Struktur dibangun guna menjalankan strategi. Intensitas persaingan (rivalry) yang tinggi mendorong inovasi.
Porter juga menambahkan faktor lain: peran pemerintah dan chance, yang dikatakan memiliki peran penting dalam menciptakan NCA. Peran dimaksud, bukan sebagai pemain di industri, namun melalui kewenangan yang dimiliki memberikan fasilitasi, katalis, dan tantanan bagi industri. Pemerintah menganjurkan dan mendorong industri agar mencapai level daya saing tertentu. Hal – hal tersebut dapat dilakukan pemerintah melalui kebijakan insentif berupa subsidi, perpajakan, pendidikan, fokus pada penciptaan dan penguatan factor conditions, serta menegakkan standar industri.
Poin utama dari DM, Porter mengemukakan model pencitpaan daya saing yang self-reinforcing, di mana persaingan domestik men-stimulasi tumbuhnya industri dan secara bersamaan membentuk konsumer yang maju (sophisticated) yang selalu menghendaki peningkatan dan inovasi. Lebih jauh DM juga mempromosikan industrial cluster. Kontribusi Porter menjelaskan hubungan antara firm-industry-country, seMenurut Porter jika perusahaan ingin meningkatkan usahanya dalam persaingan yang ketat perusahaan harus memiliki prinsip bisnis, Harga yang tinggi, Produk dengan biaya yang rendah, dan bukan kedua – duanya. Berdasarkan prinsip tersebut maka Porter Menyatakan ada tiga Strategi Generik yaitu: Differentiation, Overall Cost Leadership dan Fokus. Menurut Porter strategi perusahaan untuk bersaing dalam suatu industri dapat berbeda – beda dan dalam berbagai dimensi, Porter mengemukakan tiga belas dimensi yang biasanya digunakan oleh perusahaan dalam bersaing, yaitu: Spesialisasi, Identifikasi Merk, Dorongan Versus Tarikan, Seleksi Saluran, Mutu Produk, Kepeloporan Teknologis, Integrasi Vertikal, Posisi Biaya, Layanan, Kebijakan Harga, Leverage, Hubungan dengan Perusahaan Induk, Hubungan dengan Pemerintah. Serta bagaimana hubungan ini dapat mendukung negara dan sebaliknya.

Perbedaan Strategi Local dengan Internasional
Strategi global / lokal mengasumsikan produk-produk yang lebih distandarisasi dan kontrol oleh kantor pusat. Akibatnya, strategi kompetitif disentaralisasi dan dikontrol oleh kantor pusat. Unit-unit bisnis strategis yang beroperasi di setiap negara diasumsikan saling tergantung (interdependent), dan kantor pusat berusaha untuk menyatukan bisnis-bisnis yang tersebar di negara-negara tersebut.
Keuntungannya adalah : strategi ini menawarkan produk-produk standar ke berbagai pasar di negara-negara yang berbeda dan strategi kompetitif ini ditentukan oleh pusat. Jadi strategi global menekankan pada skala ekonomi dan menawarkan lebih banyak peluang untuk mendayagunakan inovasi yang dikembangkan pada tingkat perusahaan atau dalam sebuah negara atau di pasar-pasar lainnya.
Kelemahannya adalah : Strategi global memiliki resiko yang rendah, tetapi dapat melewatkan peluang-peluang yang tumbuh di pasar-pasar lokal, baik karena pasar-pasar itu tidak menunjukkan adanya peluang atau karena peluang-peluang itu mengharuskan produk-produk tersebut disesuaikan pada pasar lokal. Akibatnya srategi ini tidak responsive terhadap pasar-pasar lokal dan sulit dikelola karena kebutuhan untuk mengkoordinasi strategi-strategi tersebut dan mengoperasikan keputusan lintas negara. Akibatnya, pencapaian kegiatan operasi yang efisien perlu berbagi sumber daya dan penekanan diberikan pada koordinasi dan kerjasama antar unit di lintas negara tersebut. Strategi ini banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang.
Sedangkan strategi internasional, adalah penjualan produk di pasar – pasar yang berada di luar pasar domestic perusahaan. Salah satu alasan utama diterapkanya strategi internasional adalah bahwa pasar internasional menghasikan peluang baru yang potensial. Raymond Vernon memahami pendasaran bagi diversifikasi internasional.
Keuntungannya adalah :
1.     Mampu memperendah biaya operasi.
2.     Memberi jalan/cara dengan menambahkan atau memperkuat pertumbuhan domestic.
3.     Memberi kontribusi dalam mencapai keuntungan skala ekonomi.
4.     Menjadi pesaing yang lebih kuat baik secara domestic maupun internasional.
Kelemahannya adalah :          
1.     Menghadapi risiko ekonomi, strategi dan keuangan yang lebih besar.
2.     Proses mengelola secara strategi menjadi penuh tantangan dan lebih  kompleks.
3.     Menemukan kesaman di pasar maupun kapabilitas menjadi lebih sulit.
4.     Untuk memperoleh dan mengeksploitasi keuntungan adalah tidak mudah ataupun tidak otomatis.

Operasi Global adalah Perancangan, pengoperasian, dan perbaikan suatu sistem yang menciptakan dan mengantarkan produk dan jasa utama dari sebuah perusahaan.
Perusahaan yang telah memutuskan untuk mengambangkan usaha di dunia internasional dapat memilih keterlibatannya dalam bentuk :
1.     Bisnis Internasional (International Business) yaitu perusahaan yang terlibat pada transaksi perdagangan atau investasi internasional, contoh Harley Davidson.
2.     Perusahaan Multinasional (Multinatioanl Corporation) yaitu peruasahaan yang terlibat banyak dalam  bisnis internasional, mempunyai atau mengendalikan fasilitas di lebih dari satu negara, contoh The Body Shop.
3.     Perusahaan Transnasional (Transnational Corporation) yaitu perusahaan yang terlibat banyak dalam  bisnis internasional yang mana pengelolaan di tiap Negara secara independent, contoh Nestle.
4.     Organisasi Global (Global Organization) yaitu organisasi yang menghasilkan produk standar dengan melewati lintas batas, contoh Caterpilar.
Adapun karakteristik perusahaan berorientasi global diantaranya adalah :
1.     Pabrik dan fasilitas berlokasi dengan dasar global
2.     Komponan bahan baku dan jasa yang dihasilkan dengan dasar global
3.     Desain produk dan teknologi proses untuk seluruh dunia
4.     Permintaan bukan berdasarkan local saja.
5.     Logistik dan pengendalian persediaan bersifat global.
6.     Perusahaan global diorganisasikan melalui divisi secara global.
Dalam perdagangan, manajemen rantai pasokan global (GSCM) didefinisikan sebagai distribusi barang dan jasa di seluruh jaringan global perusahaan trans-nasional untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan pemborosan. Pada dasarnya, manajemen rantai pasokan global sama dengan manajemen rantai pasokan, tetapi berfokus pada perusahaan dan organisasi yang transnasional. Manajemen rantai pasokan global memiliki enam bidang utama konsentrasi: manajemen logistik, orientasi pesaing, orientasi pelanggan, koordinasi rantai pasokan, manajemen pasokan, dan manajemen operasi. Keenam bidang konsentrasi ini dapat dibagi menjadi empat bidang utama: pemasaran, logistik, manajemen persediaan, dan manajemen operasi. Pengelolaan rantai pasokan global yang berhasil juga mengharuskan kepatuhan terhadap berbagai peraturan internasional yang ditetapkan oleh berbagai organisasi non-pemerintah (mis. Perserikatan Bangsa-Bangsa).
Manajemen rantai pasokan global dapat dipengaruhi oleh beberapa aktor yang menerapkan kebijakan yang mengatur aspek-aspek tertentu dari rantai pasokan. Organisasi pemerintah dan non-pemerintah memainkan peran kunci di lapangan ketika mereka menciptakan dan menegakkan hukum atau peraturan yang harus dipatuhi oleh perusahaan. Kebijakan regulasi ini sering mengatur masalah sosial yang berkaitan dengan implementasi dan operasi rantai pasokan global (mis. Tenaga kerja, lingkungan, dll.). Kebijakan regulasi ini memaksa perusahaan untuk mematuhi peraturan yang berlaku yang seringkali berdampak pada laba perusahaan.
Mengoperasikan dan mengelola rantai pasokan global memiliki beberapa risiko. Risiko-risiko ini dapat dibagi menjadi dua kategori utama: risiko sisi penawaran dan risiko sisi permintaan. Risiko sisi penawaran adalah kategori yang mencakup risiko yang disertai dengan ketersediaan bahan baku yang memengaruhi kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Risiko sisi permintaan adalah kategori yang mencakup risiko yang berkaitan dengan ketersediaan produk jadi. Bergantung pada rantai pasokan, manajer dapat memilih untuk meminimalkan atau mengambil risiko ini. Manajemen rantai pasokan global yang berhasil terjadi setelah menerapkan kerangka konsentrasi yang tepat, mematuhi peraturan internasional yang ditetapkan oleh pemerintah dan organisasi non-pemerintah, dan mengakui dan menangani risiko yang terlibat dengan tepat sambil memaksimalkan laba dan meminimalkan pemborosan.


IMPLEMENTASI PADA SUATU PERUSAHAAN

A.    Sejarah perusahaan Toyota
Toyota motors corporation didirikan pada september 1933 sebagai  divisi mobil pabrik tenun otomatis toyoda. Divisi mobil perusahaan tersebut kemudian dipisahkan pada 27 agustus 1937 untuk menciptakan toyota motor corporationseperti saat ini. Toyota merupakan pabrikan mobil terbesar di dunia dalam unit sales dan net sales. Pabrikan terbesar di jepang ini menghasilkan 8-8,5 juta unit mobil di seluruh dunia tiap tahunnya.
       Dibandingkan dengan industri-industri otmaotif lain yang menggunakan nama pendirinya sebagai meek dagang seperti honda yang didirikan oleh Soichiro Honda. Daimler Benz (Gottlieb Daimler dan Kad Benz). Eord (Henry Eord), nama Toyoda tidaklah dipakai sebagai merek. Karena berangkat dari pemikiran sederhana dan visi waktu itu, penyebutan Toyoda kurang enak didengar dan tidak akrab dikenal sehingga diplesetkan menjadi Toyota.
B.     Awal produksi Toyota
Mulai tahun 1933, ketika Toyoda membangun divisi otomotif, tim yang kemudian banyak dikendalikan oleh anaknya Kiichiro Toyoda, tiada henti menghasilakan inovasi-inovasi terdepan di zamannya. Mesin tipe A berhasil dirampungkan pada 1934. Setahun kemudian mesin ini dicangkokkan prototipe pertama mobil penumpang mereka, A. Divisi otomotif Toyoa juga menghasilkan truk model G1. Pada tahun 1936 mereka meluncurkan mobil penumpang pertama mereka, Toyoda AA (Kala itu masih menggunakan nama Toyoda). Empat tahun kemudian, mampu melahirkan perusahaan otomotif sendiri dan melepaskan diri dari tekstil mereka. Kemudian tahun 1937 mereka meresmikan divisi otomotif dan memakai nama Toyota.
C.     PT Toyota di Jepang
Toyota memiliki kantor pusat dan pabrik produksi di daerah sekitar Nagoya, Jepang. Kantor pusatnya sendiri terletak di sebuah kota bernama Toyota. Di sebelah kantor pusat Toyota, terdapat museum Toyota kaikan dimana terdapat model dan teknologi terbaru dari Toyota.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid Nugroho,
Bisnis International Operasi Global dan Rantai Pasokan International, https://www.academia.edu/9710567/Bisnis_International_Operasi_Global_dan_Rantai_Pasokan_International ,
Fajrin Khusnul Khotimah, Manajemen Operasi Global, http://fajrinkhusnulkhotimah.blogspot.com/2015/05/v-behaviorurldefaultvmlo_29.html , 29 Mei 2015
Binus University, COMPETITIVE ADVANTAGE DI INDONESIA, http://bbs.binus.ac.id/ibm/2017/03/competitive-advantage-di-indonesia/ , 8 Maret 2017.
Ery Teguh Prasetyo, STRATEGI DAN STRUKTUR BISNIS INTERNASIONAL, http://bisnisinternas.blogspot.com/2017/06/strategi-bisnis-internasional.html , 6 Juni 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar