Operasi Global dan Manajemen Rantai
Pasokan Internasional
Tugas
ini disusun untuk mata kuliah : Bisnis Internasional
Dosen
Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, CMA, MM, MPM

Disusun Oleh :
SEFTYA
APRIYANI 43117010395
FAKULTAS
EKONOMI & BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
JAKARTA
2019
Competitive Advantage dalam Bisnis
Internasional
Teori
Porter tentang daya saing nasional berangkat dari keyakinannya bahwa teori
ekonomi klasik yang menjelaskan tentang keunggulan komparative tidak mencukupi,
atau bahkan tidak tepat. Menurut Porter, suatu negara memperoleh keunggulan
daya saing / competitive advantage (CA) jika perusahaan (yang ada di negara
tersebut) kompetitif. Daya saing suatu negara ditentukan oleh kemampuan
industri melakukan inovasi dan meningkatkan kemampuannya. Perusahaan memperoleh
(CA) karena tekanan dan tantangan. Perusahaan menerima manfaat dari adanya
persaingan di pasar domestik, supplier domestik yang agresif, serta pasar lokal
yang memiliki permintaan tinggi. Perbedaaan dalam nilai-nilai nasional, budaya,
struktur ekonomi, institusi, dan sejarah semuanya memberi kontribusi pada
keberhasilan dalam persaingan. Perusahaan menjadi kompetitif melalui inovasi
yang dapat meliputi peningkatan teknis proses produksi atau kualitas produk.
Selanjutnya Porter mengajukan Diamond Model (DM) yang terdiri dari empat
determinan (faktor – faktor yang menentukan) National Competitive Advantage
(NCA). Empat atribut ini adalah: factor conditions, demand conditions, related
and supporting industries, dan firm strategy, structure, and rivalry.
Factor conditions
mengacu pada input yang digunakan sebagai faktor produksi, seperti tenaga
kerja, sumber daya alam, modal dan infrastruktur. Argumen Poter, kunci utama
faktor produksi adalah “diciptakan” bukan diperoleh dari warisan. Lebih jauh,
kelangkaan sumber daya (factor disadvantage) seringkali membantu negara menjadi
kompetitif. Terlalu banyak (sumber daya) memiliki kemungkinan disia-siakan,
ketika langka dapat mendorong inovasi.
Demand conditions,
mengacu pada tersedianya pasar domestik yang siap berperan menjadi elemen
penting dalam menghasilkan daya saing. Pasar seperti ini ditandai dengan
kemampuan untuk menjual produk-produk superior, hal ini didorong oeh adanya
permintaan barang-dan jasa berkualitas serta adanya kedekatana hubungan antara
perusahan dan pelanggan.
Related and Supporting
Industries, mengacu pada tersedianya serangkaian dan adanya
keterkaitan kuat antara industri pendukung dan perusahaan, hubungan dan
dukungan ini bersifat positif yang berujung pada penngkatan daya saing
perusahaan. Porter mengembangkan model dari faktor kondisi semacam ini dengan
industrial clusters atau agglomeration, yang memberi manfaat adanya potential
technology knowledge spillover, kedekatan dengan dengan konsumer sehingga semakin
meningkatkan market power.
Firm strategy,
Structure and Rivalry, mengacu pada strategi dan struktur
yang ada pada sebagian besar perusahaan dan intensitas persaingan pad aindustri
tertentu. Faktor Strategy dapat terdiri dari setidaknya dua aspek: pasar modal
dan pilihan karir individu. Pasar modal domestik mempengaruhi strategi
perusahaan, sementara individu seringkali membuat keputusan karir berdasarkan
peluan dan prestise. Suatu negara akan memiliki daya saing pada suatu industri
di mana personel kuncinya dianggap prestisious. Struktur mengikuti strategi.
Struktur dibangun guna menjalankan strategi. Intensitas persaingan (rivalry)
yang tinggi mendorong inovasi.
Porter
juga menambahkan faktor lain: peran
pemerintah dan chance, yang dikatakan memiliki peran penting dalam
menciptakan NCA. Peran dimaksud, bukan sebagai pemain di industri, namun
melalui kewenangan yang dimiliki memberikan fasilitasi, katalis, dan tantanan
bagi industri. Pemerintah menganjurkan dan mendorong industri agar mencapai
level daya saing tertentu. Hal – hal tersebut dapat dilakukan pemerintah
melalui kebijakan insentif berupa subsidi, perpajakan, pendidikan, fokus pada
penciptaan dan penguatan factor conditions, serta menegakkan standar industri.
Poin
utama dari DM, Porter mengemukakan model pencitpaan daya saing yang
self-reinforcing, di mana persaingan domestik men-stimulasi tumbuhnya industri
dan secara bersamaan membentuk konsumer yang maju (sophisticated) yang selalu
menghendaki peningkatan dan inovasi. Lebih jauh DM juga mempromosikan
industrial cluster. Kontribusi Porter menjelaskan hubungan antara
firm-industry-country, seMenurut Porter jika perusahaan ingin meningkatkan
usahanya dalam persaingan yang ketat perusahaan harus memiliki prinsip bisnis,
Harga yang tinggi, Produk dengan biaya yang rendah, dan bukan kedua – duanya.
Berdasarkan prinsip tersebut maka Porter Menyatakan ada tiga Strategi Generik
yaitu: Differentiation, Overall Cost Leadership dan Fokus. Menurut Porter
strategi perusahaan untuk bersaing dalam suatu industri dapat berbeda – beda
dan dalam berbagai dimensi, Porter mengemukakan tiga belas dimensi yang
biasanya digunakan oleh perusahaan dalam bersaing, yaitu: Spesialisasi,
Identifikasi Merk, Dorongan Versus Tarikan, Seleksi Saluran, Mutu Produk,
Kepeloporan Teknologis, Integrasi Vertikal, Posisi Biaya, Layanan, Kebijakan
Harga, Leverage, Hubungan dengan Perusahaan Induk, Hubungan dengan Pemerintah.
Serta bagaimana hubungan ini dapat mendukung negara dan sebaliknya.
Perbedaan Strategi Local dengan
Internasional
Strategi
global / lokal mengasumsikan produk-produk yang lebih distandarisasi dan
kontrol oleh kantor pusat. Akibatnya, strategi kompetitif disentaralisasi dan
dikontrol oleh kantor pusat. Unit-unit bisnis strategis yang beroperasi di
setiap negara diasumsikan saling tergantung (interdependent), dan kantor pusat
berusaha untuk menyatukan bisnis-bisnis yang tersebar di negara-negara
tersebut.
Keuntungannya
adalah : strategi ini menawarkan produk-produk standar ke berbagai pasar di
negara-negara yang berbeda dan strategi kompetitif ini ditentukan oleh pusat.
Jadi strategi global menekankan pada skala ekonomi dan menawarkan lebih banyak
peluang untuk mendayagunakan inovasi yang dikembangkan pada tingkat perusahaan
atau dalam sebuah negara atau di pasar-pasar lainnya.
Kelemahannya
adalah : Strategi global memiliki resiko yang rendah, tetapi dapat melewatkan
peluang-peluang yang tumbuh di pasar-pasar lokal, baik karena pasar-pasar itu
tidak menunjukkan adanya peluang atau karena peluang-peluang itu mengharuskan
produk-produk tersebut disesuaikan pada pasar lokal. Akibatnya srategi ini
tidak responsive terhadap pasar-pasar lokal dan sulit dikelola karena kebutuhan
untuk mengkoordinasi strategi-strategi tersebut dan mengoperasikan keputusan
lintas negara. Akibatnya, pencapaian kegiatan operasi yang efisien perlu
berbagi sumber daya dan penekanan diberikan pada koordinasi dan kerjasama antar
unit di lintas negara tersebut. Strategi ini banyak diterapkan oleh
perusahaan-perusahaan Jepang.
Sedangkan
strategi internasional, adalah penjualan produk di pasar – pasar yang berada di
luar pasar domestic perusahaan. Salah satu alasan utama diterapkanya strategi internasional
adalah bahwa pasar internasional menghasikan peluang baru yang potensial. Raymond
Vernon memahami pendasaran bagi diversifikasi internasional.
Keuntungannya
adalah :
1.
Mampu memperendah biaya operasi.
2.
Memberi jalan/cara dengan menambahkan
atau memperkuat pertumbuhan domestic.
3.
Memberi kontribusi dalam mencapai
keuntungan skala ekonomi.
4.
Menjadi pesaing yang lebih kuat baik
secara domestic maupun internasional.
Kelemahannya
adalah :
1.
Menghadapi risiko ekonomi, strategi dan
keuangan yang lebih besar.
2.
Proses mengelola secara strategi menjadi
penuh tantangan dan lebih kompleks.
3.
Menemukan kesaman di pasar maupun
kapabilitas menjadi lebih sulit.
4.
Untuk memperoleh dan mengeksploitasi
keuntungan adalah tidak mudah ataupun tidak otomatis.
Operasi
Global adalah Perancangan, pengoperasian, dan perbaikan suatu sistem yang
menciptakan dan mengantarkan produk dan jasa utama dari sebuah perusahaan.
Perusahaan
yang telah memutuskan untuk mengambangkan usaha di dunia internasional dapat memilih
keterlibatannya dalam bentuk :
1.
Bisnis Internasional (International
Business) yaitu perusahaan yang terlibat pada transaksi perdagangan atau
investasi internasional, contoh Harley Davidson.
2.
Perusahaan Multinasional (Multinatioanl
Corporation) yaitu peruasahaan yang terlibat banyak dalam bisnis internasional, mempunyai atau
mengendalikan fasilitas di lebih dari satu negara, contoh The Body Shop.
3.
Perusahaan Transnasional (Transnational
Corporation) yaitu perusahaan yang terlibat banyak dalam bisnis internasional yang mana pengelolaan di
tiap Negara secara independent, contoh Nestle.
4.
Organisasi Global (Global Organization)
yaitu organisasi yang menghasilkan produk standar dengan melewati lintas batas,
contoh Caterpilar.
Adapun
karakteristik perusahaan berorientasi global diantaranya adalah :
1.
Pabrik dan fasilitas berlokasi dengan
dasar global
2.
Komponan bahan baku dan jasa yang
dihasilkan dengan dasar global
3.
Desain produk dan teknologi proses untuk
seluruh dunia
4.
Permintaan bukan berdasarkan local saja.
5.
Logistik dan pengendalian persediaan
bersifat global.
6.
Perusahaan global diorganisasikan
melalui divisi secara global.
Dalam
perdagangan, manajemen rantai pasokan global (GSCM) didefinisikan sebagai
distribusi barang dan jasa di seluruh jaringan global perusahaan trans-nasional
untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan pemborosan. Pada dasarnya,
manajemen rantai pasokan global sama dengan manajemen rantai pasokan, tetapi
berfokus pada perusahaan dan organisasi yang transnasional. Manajemen rantai
pasokan global memiliki enam bidang utama konsentrasi: manajemen logistik,
orientasi pesaing, orientasi pelanggan, koordinasi rantai pasokan, manajemen
pasokan, dan manajemen operasi. Keenam bidang konsentrasi ini dapat dibagi
menjadi empat bidang utama: pemasaran, logistik, manajemen persediaan, dan
manajemen operasi. Pengelolaan rantai pasokan global yang berhasil juga
mengharuskan kepatuhan terhadap berbagai peraturan internasional yang
ditetapkan oleh berbagai organisasi non-pemerintah (mis. Perserikatan
Bangsa-Bangsa).
Manajemen
rantai pasokan global dapat dipengaruhi oleh beberapa aktor yang menerapkan
kebijakan yang mengatur aspek-aspek tertentu dari rantai pasokan. Organisasi
pemerintah dan non-pemerintah memainkan peran kunci di lapangan ketika mereka
menciptakan dan menegakkan hukum atau peraturan yang harus dipatuhi oleh
perusahaan. Kebijakan regulasi ini sering mengatur masalah sosial yang
berkaitan dengan implementasi dan operasi rantai pasokan global (mis. Tenaga
kerja, lingkungan, dll.). Kebijakan regulasi ini memaksa perusahaan untuk
mematuhi peraturan yang berlaku yang seringkali berdampak pada laba perusahaan.
Mengoperasikan
dan mengelola rantai pasokan global memiliki beberapa risiko. Risiko-risiko ini
dapat dibagi menjadi dua kategori utama: risiko sisi penawaran dan risiko sisi
permintaan. Risiko sisi penawaran adalah kategori yang mencakup risiko yang
disertai dengan ketersediaan bahan baku yang memengaruhi kemampuan perusahaan
untuk memenuhi permintaan pelanggan. Risiko sisi permintaan adalah kategori
yang mencakup risiko yang berkaitan dengan ketersediaan produk jadi. Bergantung
pada rantai pasokan, manajer dapat memilih untuk meminimalkan atau mengambil
risiko ini. Manajemen rantai pasokan global yang berhasil terjadi setelah
menerapkan kerangka konsentrasi yang tepat, mematuhi peraturan internasional
yang ditetapkan oleh pemerintah dan organisasi non-pemerintah, dan mengakui dan
menangani risiko yang terlibat dengan tepat sambil memaksimalkan laba dan
meminimalkan pemborosan.
IMPLEMENTASI PADA SUATU PERUSAHAAN
A. Sejarah
perusahaan Toyota
Toyota motors corporation didirikan pada september 1933
sebagai divisi mobil pabrik tenun
otomatis toyoda. Divisi mobil perusahaan tersebut kemudian dipisahkan pada 27
agustus 1937 untuk menciptakan toyota motor corporationseperti saat ini. Toyota
merupakan pabrikan mobil terbesar di dunia dalam unit sales dan net sales.
Pabrikan terbesar di jepang ini menghasilkan 8-8,5 juta unit mobil di seluruh
dunia tiap tahunnya.
Dibandingkan dengan industri-industri
otmaotif lain yang menggunakan nama pendirinya sebagai meek dagang seperti
honda yang didirikan oleh Soichiro Honda. Daimler Benz (Gottlieb Daimler dan
Kad Benz). Eord (Henry Eord), nama Toyoda tidaklah dipakai sebagai merek.
Karena berangkat dari pemikiran sederhana dan visi waktu itu, penyebutan Toyoda
kurang enak didengar dan tidak akrab dikenal sehingga diplesetkan menjadi
Toyota.
B. Awal
produksi Toyota
Mulai tahun 1933, ketika Toyoda membangun divisi
otomotif, tim yang kemudian banyak dikendalikan oleh anaknya Kiichiro Toyoda,
tiada henti menghasilakan inovasi-inovasi terdepan di zamannya. Mesin tipe A
berhasil dirampungkan pada 1934. Setahun kemudian mesin ini dicangkokkan
prototipe pertama mobil penumpang mereka, A. Divisi otomotif Toyoa juga
menghasilkan truk model G1. Pada tahun 1936 mereka meluncurkan mobil penumpang
pertama mereka, Toyoda AA (Kala itu masih menggunakan nama Toyoda). Empat tahun
kemudian, mampu melahirkan perusahaan otomotif sendiri dan melepaskan diri dari
tekstil mereka. Kemudian tahun 1937 mereka meresmikan divisi otomotif dan
memakai nama Toyota.
C. PT
Toyota di Jepang
Toyota memiliki kantor pusat dan pabrik produksi di
daerah sekitar Nagoya, Jepang. Kantor pusatnya sendiri terletak di sebuah kota
bernama Toyota. Di sebelah kantor pusat Toyota, terdapat museum Toyota kaikan
dimana terdapat model dan teknologi terbaru dari Toyota.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Majid Nugroho,
Bisnis
International Operasi Global dan Rantai Pasokan International, https://www.academia.edu/9710567/Bisnis_International_Operasi_Global_dan_Rantai_Pasokan_International
,
Fajrin
Khusnul Khotimah, Manajemen Operasi Global, http://fajrinkhusnulkhotimah.blogspot.com/2015/05/v-behaviorurldefaultvmlo_29.html
, 29 Mei 2015
Binus
University, COMPETITIVE ADVANTAGE DI INDONESIA, http://bbs.binus.ac.id/ibm/2017/03/competitive-advantage-di-indonesia/
, 8 Maret 2017.
Ery
Teguh Prasetyo, STRATEGI DAN STRUKTUR BISNIS INTERNASIONAL, http://bisnisinternas.blogspot.com/2017/06/strategi-bisnis-internasional.html
, 6 Juni 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar