Minggu, 07 Juli 2019

STRATEGI KOMPETITIF INTERNASIONAL


STRATEGI KOMPETITIF INTERNASIONAL

Tugas ini disusun untuk mata kuliah : Bisnis Internasional
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, CMA, MM, MPM

Disusun Oleh :
SEFTYA APRIYANI                        43117010395

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
STRATEGI KOMPETITIF INTERNASIONAL
Menjalankan bisnis internasional bukanlah tanpa resiko. Adanya ketidakpastian (uncertainty), perubahan memaksa pelaksana bisnis untuk ‘mempertanyakan’ asumsi mereka tentang bagaimanan kondisi lingkungan operasional perusahaan, termasuk membuat ‘skenario’ tentang potensi perkembangan perusahaan dimasa depan (351) baik dari segi internal maupun eksternal. Eksekutif harus menentukan prioritas mengenai faktor potensial mana yang harus digunakan untuk mencapai keuntungan. Oleh karena itu, pelaksana bisnis harus mengetahui tentang mengapa, bagaimana, dan dimana mereka harus mengharahkan potensi bisnisnya. Dengan kata lain, manajer harus mengetahui visi dan misi termasuk kekuatan dan kelemahan perusahaan dibanding kompetitornya (352) yakni dengan menerapkan ‘strategi internasional’.
Strategi internasional mengandung pemahaman mengenai bagaimana perusahaan membuat pilihan/prioritas dalam mengembangkan dan menggunakan sumber daya yang langka untuk memperoleh tujuan. Hal yang menjadi fokus adalah konsistensi, baik dari internal seperti produk maupun eksternal seperti persaingan kompetitif internasional. Perusahaan harus meraih dan mempertahankan posisi yang unik dan bernilai dalam persaingan internasional, yang dikenal dengan istilah ‘keuntungan kompetitif’ (353) . Keunggulan kompetitif dapat dimaknai dengan mencari ‘lahan kompetisi’ yang berbeda dari kompetitor atau berada pada lahan yang sama namun mengembangkan dengan cara berbeda. Keunggulan kompetitif dapat dicapai dengan mengembangkan kompetensi yang mampu (1) memiliki ‘nilai jual tinggi’ dimana pelanggan berkehendak untuk membayar lebih, (2) memiliki kompetensi berbeda dari kompetitor, (3) menciptakan produk yang sulit ditiru oleh perusahaan lain serta, (4) menciptakan manajemen yang mampu mengelola tiga kompetensi sebelumnya. Perusahaan harus berkompetisi dalam sumberdaya—waktu, talenta dan uang—terbatas sehingga manajer harus mampu menentukan pilihan dan menetapkan prioritas yang harus didahulukan serta hasil yang ingin dicapai sehingga mampu ‘menarik hati’ pelanggan, maksimalisasi keuntungan dan minimalisasi resiko kerugian. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki ‘rencana strategis global.’
Rencana strategis perlu dibuat untuk menanggapi situasi dalam negeri suatu negara—politik, ekonomi, sosial, teknologi, maupun aturan legal—dimana perusahaan dioperasionalkan serta situasi internasional yang kompleks dan dinamis (353). Adanya keinginan untuk menyamakan pemahaman tentang pentingnya strategi bisnis, asumsi dibalik strategi, tekanan eksternal hingga arah perusahaan dalam menentukan konsistensi. Rencana strategis menyediakan dasar yang sistematis dan terorganisir serta meningkatkan inovasi, mendorong perkembangan dan implementasi ide baru dalam meraih ‘sukses’ di arena kompetisi (354). Sebuah proses yang tidak hanya melibatkan pengalaman perusahaan dimasa lalu, melainkan meraih kesuksesan masa depan melalui langkah yang diambil saat ini.
Sebagai sebuah proses, perencanaan strategi global disusun secara  formal dimana manajer (1) menganalisa lingkungan domestik, internasional dan asing, (2) menganalisis variabel kontrol yang dimiliki oleh perusahaan, (3) mendefinisikan misi, visi dan pernyataan bernilai (value statement), (4) menentukan tujuan perusahaan, (5) mengukur tujuan, (6) memformulasikan strategi kompetitif dan (7) mempersiapkan taktik.
Pertama, perusahaan hanya memiliki kesempatan yang kecil dalam mengontrol perubahan yang terjadi baik dalam sistem internasional maupun dalam level domestik suatu negara. Perusahaan  tidak hanya perlu untuk tahu tekanan apa, tetapi juga dimana tekanan yang besar akan terjadi. Analisis mengenai kondisi domestik internasional dan asing, digunakan sebagai input informasi dalam perencanaan strategi. Misalnya, sebuah tatanan ekonomi baru dalam pertumbuhan dan kompetisi baru muncul seperti Cina dan India yang berkembang dari industri manufaktur yang menggunakan banyak buruh menuju industri dengan menggunakan bantuan mesin-mesin canggih. Oleh karena itu, perusahaan harus berpikir global namun harus tetap memahami konsekuensi lokal. Hanya perusahaan yang kompetitif yang mampu mendpatkan investor, pekerja dan stakeholer selama fenomena ini.
Langkah kedua yang harus perusahaan lakukan adalah menganalisis variabel kontrol yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk mencapai produk yang bernilai maka perusahaan perlu membuat rantai produksi (chain production) dan melihat potensi yang dimiliki perusahaan dalam rantai produksi tersebut. Biasanya perusahaan akan mempertimbangkan lokasi produksi dan partner. Lokasi akan dipilih agar mengurangi biaya transportasi—dekat dengan pasar dan patner dibutuhkan untuk menciptakan integrasi rantai produksi dengan tujuan efektivitas dan efisiensi pengembangan. Selain itu, sumber daya yang perlu diperhatikan adalah pengetahuan (knowledge). Pengetahuan yang dimaksud meliputi kemampuan pekerja dan sistem, struktur dan rutinitas perusahaan (356). Pengetahuan menjadi dasar perusahaan melakukan aktivitas sehinga perlu adanya perluasan, misalnya dengan memfasilitasi individu untuk melakukan penelitian. Perusahaan juga harus melakukan manajemen supaya tidak mudah ditiru oleh perusahaan lain disamping melakukan transfer pengetahuan didalam dan diluar operasi perusahaan.
Ketiga, perusahaan harus menciptakan pernyataan misi, visi dan nilai (357). Pernyataan misi adalah tujuan keberadaan perusahaan tersebut termasuk didalamnya tujuan perusahaan dan cakupannya. Pernyataan visi adalah pemaparan mengenai posisi kedepan, harapan yang dibutuhkan serta penerapan strategi. Sedangkan pernyataan nilai berisi pemaparan mengengai nilai dasar, kepercayaan dan prioritas anggota perusahaan termasuk bagaimana tingkah laku internal maupun perilaku terhadap konsumer, pelanggan dan komunitas internasional. Misalnya, Unilever memiliki misi yakni, “setiap hari kita menemukan adanya kebutuhan akan nutrisi, kebersihan dan sentuhan pribadi dengan merek yang akan membantu masyarakat akan merasa lebih baik, lebih indah dan mendapat tambahan hidup” (358).
Langkah keempat adalah menetapkan tujuan. Tujuan menentukan aktivitas perusahaan, mempertahankan perusahaan dalam lingkaran misi dan memastikan eksistensi yang berkelanjutan. Misalnya, misi intel adalah “membahagiakan pelanggan, pekerja dan shareholder degan memberikan ‘stasiun’[komputer] (plaftorm) dan teknologi yang telah menjadi penting bagi kerja dan hidup kita.” Dan tujuannya adalah (1) memperluas pembuatan silikon dan ‘stasiun’ [komputer], (2) pembangunan inovasi untuk pembuatan stasiun [komputer] dan (3) membawa pertumbuhan dunia. Terlihat bahwa tujuan sangat menentukan aktivitas apa yang perusahaan akan operasionalkan (359).
Langkah kelima, perusahaan harus mampu mengukur tujuan. Pengukuran dilakukan tidak hanya kuantitatif namun kualitatif juga. Jika kuantitatif dapat diterjemahkan dengan omset perusahaan, pengukuran kualitatif agak sulit. Misalnya membawa pertumbuhan dunia merupakan tujuan dari intel yang masih harus dijabarkan lagi kedalam level yang lebih teknis dan operasional.
Langkah keenam yakni memformulasikan strategi kompetitif. Dalam mengembangkan strategi, perusahaan biasanya menghadapi dua tekanan yakni mengurangi harga dan beradaptasi dengan pasar lokal. Perusahaan harus melakukan reduksi harga supaya barang yang dihasilkan mampu diserap oleh pasar, dengan itu mampu berkompetisi. Disisi lain perusahaan juga harus merespon tekanan lokal untuk memodifikasi produk sesuai dengan selera lokal. Penyesuaian ini tentunya akan membutuhkan biaya yang lebih sehingga harga produk akan meningkat. Konsekuensi dari kedua tekanan inilah yang kemudian dijadikan dasar oleh manajer dalam memilih strategi kompetitif yang harus dipakai. Setidaknya terdapat empat jenis strategi kompetitif yang dihasilkan. Pertama, Home Replication Strategy  dimana perusahaan memusatkan produksinya di home country sehingga akan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk menyebarkan produknya di host country (tidak mendapat tekanan untuk mengurangi harga). Perusahaan juga tidak mendapat tekanan lokal yang terlalu besar untuk beradaptasi terhadap selera lokal (361). Kedua, Multi domestik strategy hampir sama dengan strategi sebelumnya namun, mendapat tekanan yang besar dari lokal untuk memodifikasi produknya (362). Ketiga, Global Strategy, dimana perusahaan mendapatkan tekanan kuat untuk mengurangi harga dan mendapatkan tekanan yang terbatas dari lokal untuk memodifikasi produknya (363). Sementara yang keempat, Transnational Strategy dimana perusahaan mendapatkan tekanan yang kuat untuk mereduksi harga dan tekanan yang kuat pula untuk memodifikasi produk sesuai dengan keingin konsumen lokal (364).
Langkah terakhir adalah mempersiapkan taktik. Taktik diperlukan untuk mewujudkan detail mengenai bagaimana tujuan akan dicapai. Dengan kata lain, cara jangka pendek daam mencapai tujuan dengan detail yang mumpuni. Misalnya menyewa tiga representasi sales, menghadiri empat acara perdagangan dan mengiklankan dua industri secara teratur tahun depan (367).

Perusahaan International Menghadapi Bauran Pemasaran International
Dalam melakukan kegiatan bisnis internasional, suatu perusahaan perlu memperhatikan startegi bauran pemasaran atau marketing mixed yang berfungsi untuk mengatasi luasnya persaingan pasar yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam bisnis internasional. Dalam tulisan kali ini, penulis akan membahas lebih lanjut mengenai marketing mixed atau bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengatasi luasnya persaingan dan kompetisi dalam bisnis internasional.
            Marketing mixed atau bauran pemasaran merupakan suatu variabel dalam pasar yang dapat dikendalikan oleh suatu perusahaan untuk meningkatkan target penjualan produk milik perusahaan tersebut (Kottler & Amstrong, 2008). Perlu diketahui bahwa terdapat perbedaan dasar yang cukup signifikan antara penjualan dengan pemasaran.
Dalam hal ini, penjualan lebih berfokus pada apa yang dibutuhkan oleh penjual. Penjualan yang dilakukan oleh suatu perusahaan terhadap produk yang dimilikinya harus menggunakan beberapa metode atau strategi penjualan agar konsumen dapat tertarik terhadap produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. Sedangkan pemasaran fokusnya lebih dibutuhkan oleh konsumen, dimana barang atau produk yang telah diproduksi oleh suatu perusahaan harus memiliki nilai kepuasan tersendiri dalam memenuhi kebutuhan bagi konsumen. Selain itu, suatu perusahaan juga dituntut untuk dapat menyesuaikan ketersedian produk yang dipasarkan agar permintaan kebutuhan barang yang diinginkan oleh masyarakat konsumen dapat terpenuhi dengan baik (Levitt, 1980).
            Marketing mixed atau bauran pemasaran memiliki empat variabel dasar yang biasa disebut dengan 4P, yakni product, price, promotion dan place. Dari keempat variabel tersebut penulis hanya akan membahas mengani dua variabel dasar yang ada pada bauran pemasaran, yakni product dan price. Variabel produk dalam suatu bauran pemasaran merupakan suatu komponen utama dalam suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan produk yang diproduksi oleh suatu perusahaan memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam mengembangkan bauran pemasaran dalam suatu perusahaan. Pengaruh kuat yang terdapat dalam variabel produk bauran pemasaran disebabkan karena suatu produk yang dipasarkan kepada konsumen memiliki nilai kepuasan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat atau konsumen itu sendiri. Selain itu, kualitas produk yang dimiliki oleh suatu perusahaan juga berpengaruh dalam hal promosi dan pendistribusian barang yang akan dilakukan oleh distributor pelaku dalam bisnis internasional (Shiffman & kanuk, 2000).
Lebih lanjut, didalam variabel produk terdapat pertimbangan khusus yang membuat suatu produk dapat diperjualkan dalam pasar. Pertimbangan khusus yang dimaksud memiliki hubungan dengan bentuk atau jenis barang yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. Bentuk produk yang ditawarkan meliputi tiga macam, yakni produk tengible, intangible dan service. Dalam hal ini, produk tengiblemerupakan suatu produk atau barang yang memiliki bentuk fisik serta dapat dipegang secara langsung oleh konsumen. Contohnya dapat dilihat melalui produk makanan, produk minuman, produk kendaraan bermotor, baju, dan lain sebagainya. Lalu, produk intangible merupakan produk yang dapat dikatakan tidak memiliki bentuk fisik namun memiliki perantara dalam penggunaannya. Contoh dari produk intangible ini, yakni musik, video dan lain sebagainya. Sedangkan service, merupakan suatu produk yang memiliki pengertian hampir sama dengan produk intagible, namun produk service ini tidak dimiliki oleh konsumen yakni berupa jasa yang disediakan untuk membantu keperluan sehari-hari konsumen (Marketingmix.co.uk, t.t).
Selanjutnya, variabel kedua yang terdapat dalam bauran pemasaran adalah variabel harga. Harga juga merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu produk yang ada dalam suatu perusahaan. Harga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap faktor laku atau tidaknya suatu produk yang telah diproduksi oleh suatu perusahaan. Maka dari itu, diperlukannya pertimbangan yang cukup akurat untuk menentuan satuan harga yang ada dalam suatu produk agar persaingan harga yang ada dalam pasar tidak merugikan pihak produsen barang. Dalam pasar terdapat suatu istilah mahal dan murah, dimana kedua istilah tersebut mempengaruhi faktor terjualnya suatu produk. Namun sebenarnya, mahal atau murah suatu barang memiliki sifat yang relatif. Dapat dikatakan relatif karena diukur dari adanya pendapatan yang diperoleh konsumen, kualitas barang yang ditawarkan, serta karakteristik barang yang ditawarkan (Schiffman & Kanuki, 2000).


IMPLEMENTASI PADA SUATU PERUSAHAAN

Dalam rangka memperluas bisnisnya, banyak perusahaan akan masuk kedalam pasar negara lain. Masuknya suatu perusahaan kedalam pasar internasional (market entry) merupakan pertemuan juga pertentangan terhadap  penawaran dan juga permintaan masyarakat internasional. Keunggulan kompetitif  biaya, daya tarik produk, keuntungan dari pasar yang baru, dan keunggulan-kelunggulan lain merupakan daya tarik tersendiri bagi suatu perusahaan masuk kedalam pasar internasional.
Masuk pasar baru telah menjadi ujian tertinggi bagi kemampuan kompetitif. Perusahaan tidak lagi membuktikan kemampuannya dalam lahan  bisnis biasa, melainkan membuktikan kompetensinya dalam berinovasi. Dari tantangan-tantangan ini, banyak pihak mengembangkan strategi-strategi untuk sukses dalam memasuki pasar internasional.
Samsung adalah salah satu  perusahaan yang sukses dalam memasuki banyak pasar internasional. Perusahaan yang telah berdiri sejak 1938 sukses menjadi pemimpin pasar dalam untuk lebih dari 60 produk. Sepuluh tahun yang lalu, Samsung masih dikenal sebagai perusahaan yang memproduksi televisi dan microwave dengan harga murah. Bahkan saat krisis ekonomi yang melanda Asia termasuk Korea Selatan, Samsung hampir bangkrut. Namun sekarang Samsung adalah perusahaan paling dikenal dan paling dihormati oleh kalangan industri di seluruh dunia. Samsung termasuk dalam Top 20 brands versi majalah businessweek dan interbrand, melampaui peringkat rivalnya Sony. Samsung juga termasuk Top 20 Innovative Companies di dunia bersama-sama sejumlah merek terkemuka lainnya seperti Apple, Nokia, Toyota, GE, Microsoft, P&G, BMW, dan sebagainya.
Samsung sukses dalam memasuki pasar internasional bahkan tetap mampu dan unggul dalam persaingannya. Berdasarkan hal yang telah dijabarkan diatas,  penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam terhadap strategi-strategi bisnis internasional yang diterapkan Samsung.


DAFTAR PUSTAKA

Andreas Sugianto, STRATEGI BISNIS INTERNASIONAL (PT Samsung Electronics), https://www.academia.edu/13435361/STRATEGI_BISNIS_INTERNASIONAL_PT_Samsung_Electronics

Tidak ada komentar:

Posting Komentar